Sukses

3 Kiat agar Jemaah Haji Tetap Sehat di Bawah Panas Terik Arab

Jemaah dianjurkan melakukan olahraga secara rutin sebelum berhaji agar daya tahannya terhadap kelelahan meningkat.

Liputan6.com, Mekah - Musim haji tahun ini, Arab Saudi dilanda cuaca ekstrem. Suhu udara mencapai lebih dari 40 derajat Celcius, sehingga udara sangat terik.

Agar tetap bisa menjalankan ibadah haji, terutama puncak haji yaitu wukuf di Arafah, jemaah calon haji Indonesia diimbau harus pintar-pintar menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat.

Apalagi, kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) 1436H/2015M Dr Mawardi Edy, sekitar 40-60% jemaah calon haji Indonesia masuk kategori berisiko tinggi. Tidak hanya berusia 60 tahun ke atas, sebagian besar jemaah juga memiliki riwayat penyakit sebelum datang ke Tanah Suci.

Karena itu, dia membagi kiat dan bersama tim kesehatan berupaya mengedukasi jemaah agar tetap fit selama melaksanakan ibadah haji.

"Pertama, jangan memaksakan diri. Kendalikan aktivitas, jangan sampai kelebihan aktivitas," ujar dokter yang sehari-hari bertugas di Pusat Kesehatan Haji di Jakarta ini.

Umumnya, jemaah calon haji yang datang sangat bersemangat untuk beribadah. Melakukan berbagai kegiatan yang disunahkan seperti salat arbain, tadarusan, dan itikaf di Masjid Nabawi maupun Al-Haram, sehingga lupa menjaga kesehatan mereka. Padahal, yang terpenting adalah menjaga kondisi agar tetap fit sampai puncak haji di Arafah.

"Ibarat mobil yang memiliki kecepatan maksimal 120 km/jam, namun dipacu 140 km/jam, ya jebol juga," ujar Edy yang sudah bertugas tiga kali sebagai tenaga kesehatan haji di Arab Saudi.

Dia mengatakan, rata-rata denyut nadi maksimal seseorang 200 per menit dikurangi usia masing-masing. Namun, denyut nadi maksimal tersebut hanya bisa dicapai biasanya oleh orang yang terlatih kebugarannya seperti atlet dan tentara.  

Karena itu, jemaah dianjurkan melakukan olahraga secara rutin sebelum berhaji agar daya tahannya terhadap kelelahan meningkat. "Kedua, banyak minum air zamzam dan makan kurma seperti yang disunahkan Nabi Muhammad SAW," kata Edy, seperti dikutip dari antaranews, Selasa (25/8/2015).  

Air minum biasa maupun air zamzam memiliki khasiat untuk menekan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi, kata dia, bisa menjadi pintu masuk berbagai penyakit. Edy mengimbau agar jemaah meminum air paling sedikit 2 liter per hari atau bahkan lebih di tengah suhu yang sangat panas di Mekah maupun Madinah.

"Tanda-tanda orang terkena dehidrasi antara lain disorientasi dan susah fokus, dan dalam tingkat tertentu akan tampak seperti orang kena gangguan jiwa," papar Edy. Diperkirakan akibat dehidrasi, banyak jemaah tersesat dan nyasar ketika pulang ibadah.

Hal ketiga, yang harus diperhatikan jemaah agar tetap sehat adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS). "Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sesering mungkin," ujar Edy.

Sebab, bukan hanya cuaca panas yang harus dihadapi jemaah calon haji, tetapi juga bahaya sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) CoV dan Ebola yang mengintai setiap saat. PHBS bisa menekan kemungkinan ancaman kedua penyakit tersebut. (Sun/Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.