Sukses

Capim KPK Firmansyah Ditantang Bongkar Kasus BLBI

Firmansyah menyampaikan kondisi lembaga pemberantasan korupsi saat ini tidak ideal.

Liputan6.com, Jakarta - Calom pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Firmansyah TG Satya ditantang oleh anggota Pansel KPK Yenti Ganarsih untuk membongkar kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

‎"BLBI kan Bapak sebut sebagai utang ma‎sa lalu, apakah Anda berani bongkar itu?" tanya Yenti di Gedung Setneg, Jakarta, Senin (24/8/2015).

Firmansyah menjawab, "Kita lakukan review dulu terhadap putusan masa lalu. Nanti kita lihat apa yang kurang dan harus dibenahi."

Yenti pun melanjutkan dengan menanyakan sikap Firmansyah bila ‎BLBI ditetapkan sebagai kebijakan politik dan dinyatakan bebas, meski ada kerugian negara. Pendiri dan Direktur Intercapita Advisory, Consultant Strategic and Business, Investment Banking, Audit and Governance Risk Management itu mengatakan akan meminta hasil audit BPK lebih dahulu, baru kemudian melakukan banding.

"‎Sebagai Komisioner KPK saya akan banding. Kalau punya bukti-bukti," tutur Firmansyah.

Yenti menimpali, "Tidak bisa, itu nebis in idem. Yang bisa Bapak lakukan, saya kasih bocoran ya, itu gugat perdata. Titipan saya ya, Pak."

KPK Tidak Ideal

Firmansyah juga menyampaikan kondisi lembaga pemberantasan korupsi itu tidak ideal. Mulai dari sistem pemberantasan hingga jumlah karyawan KPK jauh dari yang diperlukan.

"KPK saat ini tidak ideal. Sekarang kondisinya, hasil diskusi dengan beberapa teman di KPK, sekarang itu 80 persen energinya habis untuk penindakan, pencegahan masih parsial, belum sistemik," jelas dia.

Firmansyah mengatakan saat ini jumlah karyawan KPK sekitar 1.300 orang. Angka itu jauh dari yang diharapkan untuk memberikan performa maksimal.

"Saya hitung perlu minimal 3 ribu orang baru bisa meng-cover se Indonesia," imbuh Firmansyah.

Ia juga menambahkan, korupsi saat ini bergerak secara sistemik. Karena itu, perlu penanganan dengan kesatuan sistem pula.

"Bila saya terpilih pola pencegahan akan dioptimalkan. Caranya kita buat mitigasi korupsi, by system. Seperti mencegah teroris, sebelum dia melakukan sesuatu, kita action duluan," tandas Firmansyah. (Ali/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini