Sukses

Belajar Ilmu Kereta Api dari Negara-Negara Maju

Di Jepang, PT KAI menjalin kerja sama dengan East Japan Railway (JREast) untuk melaksanakan studi banding maupun program magang.

Liputan6.com, Jakarta Guna meningkatkan pelayanan dan system perkeretaapian di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) gencar mengirimkan karyawannya ke luar negeri untuk belajar ilmu perkeretaapian dari negara-negara maju.

"Seeing is believing adalah filosofi program studi banding atau benchmarking PT KAI yang terus mengirimkan pegawai-pegawainya ke luar negeri untuk belajar sistem perkeretaapian yang maju," ujar Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro.

Berikut ini negara-negara maju yang menjadi tujuan PT KAI belajar tentang kereta api yang modern, cepat dengan layanan prima.

1. Belajar dari Tiongkok, Negeri dengan Jalur Kereta Terpanjang dan Cepat

Hingga Agustus 2015, sudah ada 2.257 pegawai dari berbagai lapisan jabatan diberangkatkan ke Tiongkok untuk merasakan secara langsung kemajuan perkeretaapian di negeri tirai bambu tersebut.

Selain Tiongkok, pegawai PT KAI juga telah menuntut ilmu perkeretaapian ke negara maju lainnya seperti Jepang, Perancis, Belgia, Belanda, dan Spanyol.

2. Belajar dari Jepang Lewat Fellowship Program

Di Jepang, PT KAI menjalin kerja sama dengan East Japan Railway (JREast) untuk melaksanakan studi banding maupun program magang yang dikenal JREast Fellowship Program

"Merasakan atmosfer bekerja, ikut terlibat dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari tentunya akan berbeda apabila kita hanya duduk di kelas dan mendengarkan presentasi," kenang Juhari M. Saepudin, Manager UPT Balai Yasa Mekanik Cirebon Prujakan, peserta JREast Fellowship Program 2013.

Di program JREast, Juhari dan rekan-rekannya mendapat kesempatan ikut dalam beberapa rapat perusahaan, kunjungan lapangan dan terlibat dalam pekerjaan di lapangan. "alur kerja, pola berpikir, alasan pengambilan keputusan, dan etika kerja yang sudah terbiasa diterapkan di JREast dapat langsung kami rasakan," lanjut Juhari.

Di Negeri Sakura itu, Juhari juga banyak belajar tentang kemajuan sarana, prasarana, dan pelayanan kereta api. Hingga kini, PT KAI sudah mengirimkan sebanyak 57 pegawainya untuk bergabung dan belajar secara professional di JREast.

3. Belajar dari Prancis Tentang Layanan dan Sistem Perkerataapian

Di daratan Eropa, PT KAI bahkan sudah melaksanakan Hospitality Training SNCF hingga 14 angkatan di Paris, Perancis. Program ini bertujuan memberikan referensi baru bagi PT KAI untuk dapat memberikan pelayanan yang prima bagi pengguna jasanya.

SNCF (Société Nationale des Chemins de fer Français/French National Railways) di Prancis adalah salah satu referensi PT KAI untuk belajar mengenai pelayanan dan sistem perkeretaapian.

Di sana para pegawai PT KAI mengikuti presentasi perkeretaapian di Prancis, pelatihan valorisasi (pemaksimalan nilai ekonomis) stasiun, presentasi mengenai pengelolaan infrastruktur, presentasi mengenai KA-KA cepat dan kegiatan operasinya di zona padat Paris, pemeliharaan rolling stock, dan sebagainya.

Dengan melihat dan merasakan secara langsung setiap proses pelayanan perkeretaapian di luar negeri, Edi berharap dapat memotivasi munculnya semangat dan perilaku untuk meningkatkan pelayanan yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan teori saja.

"Tentunya, imbas akhirnya adalah peningkatan pelayanan dan sistem perkeretaapian di Indonesia yang semakin maju dan berbudaya global yang tak kalah dengan negara-negara maju lainnya," harap Edi.

Baca Juga:

Kereta Api: Setia Selama 7 Dekade Melayani Negeri

Pelayanan dan Inovasi Kereta Api Tanpa Henti Untuk Negeri

Rail Transit Suite, Hotel Nyaman di Stasiun Gambir

5 Menu Baru nan Menggoda Selera dari Loko Cafe, Anak Usaha PT KAI

Transformasi Layanan Commuter Line Menuju 1,2 Juta Penumpang

Potensi Untung Besar, PT Kalog Ekspansi Bisnis Batubara di Sumsel

Parade Busana Pengantin Bikin Lawang Sewu Masuk Rekor MURI

6 Kegiatan CSR PT KAI yang Hadir di Tengah Masyarakat

Teknologi yang Mengubah Wajah PT KAI, dari Offline Menjadi Online

(Adv)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini