Sukses

BPS: Warga Miskin di Tangsel Naik 1,75 Persen pada 2013

Penyebab meningkatnya jumlah warga miskin di Tangsel dinilai karena produk dari pertumbuhan ekonomi tak dapat dirasakan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Faizin mengatakan, jumlah warga miskin terus bertambah setiap tahun. Bahkan menjelang akhir masa kepemimpinan Walikota Airin Rachmi Diany dan Wakil Walikota Benyamin Davnie.

Dari data yang dimilikinya, pada 2012 jumlah warga miskin di Kota Tangsel tercatat sebanyak 1,33 persen dari total 1.443.403 Kepala Keluarga. Jumlah itu bertambah pada 2013 yang mencapai 1,75 persen atau setelah beberapa tahun duet Airin-Benyamin berkuasa hingga menjelang masa tugasnya berakhir.

"Meski begitu pada tahun 2010 hingga 2011 telah mengalami penurunan, namun dari 2012 ke 2013 meningkat," ujar Faizin dalam keterangan tertulis yang diterima, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

‎Mengenai data kemiskinan tahun 2014, saat ini pihaknya masih mendata. Tetapi dengan kondisi ekonomi saat ini serta belanja daerah untuk pembangunan masih rendah, sangat kecil kemungkinannya angka kemiskinan di Tangsel menurun secara drastis.

Faizin menjelaskan, penyebab meningkatnya jumlah warga miskin di Tangsel ini karena produk dari pertumbuhan ekonomi yang ada tak dapat dirasakan masyarakat. Misalnya saja pertumbuhan pembangunan perumahan yang menggeliat di Tangsel, di mana sebagian besar pemilik modal merupakan pihak dari luar Tangsel.

Hal itu yang membuat banyak warga Tangsel hanya jadi pekerja. Yang mana pendapatan mereka tak sebanding dengan kebutuhan barang pokok saat ini.

"Semestinya, (pendapatan) bisa ditingkatkan melalui ekonomi kerakyatan seperti UKM. Itu pun tak sekadar memberi modal, tapi harus membantu promosi, sebab perdagangan di Tangsel begitu tinggi," ujar dia.

Sementara itu, posisi Pemkot Tangsel saat ini bisa dikatakan hanya sebagai 'kota penerima' saja yang membuat warganya menjadi pekerja. Dengan begitu, setelah pembangunan yang di modali orang luar Tangsel selesai, maka warga kembali mengalami masalah ekonomi.

"Ini yang harus diantisipasi Pemda (Pemkot Tangsel) dengan program kerakyatan," kata Faizin.

Wakil Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie sebelumnya mengatakan, bertambahnya warga miskin di Tangsel karena beberapa faktor. Satu diantaranya karena kenaikan harga BBM.

Hal tersebut, kata dia, yang menyebabkan daya beli masyarakat mengalami penurunan. Maka itu, masyarakat yang sebelumnya masuk dalam kategori warga hampir miskin menjadi warga miskin yang disebabkan harga komiditi mengalami kenaikan.

Meski laju pertumbuhan di Kota Tangsel tergolong tinggi, yakni 8,7 persen bahkan di tingkat nasional, masalah ekonomi tetap menyebabkan inflasi yang membuat daya beli juga turun.

"Faktor ekonomi mulai dari kenaikan BBM dan harga kebutuhan pokok, membuat warga miskin di Tangerang Selatan bertambah," kata Benyamin yang kembali menjadi calon wakilnya Airin dalam Pilkada Tangsel 2015 ini.

Untuk mengatasinya, Wali Kota Airin telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 30 miliar lebih untuk peningkatan ekonomi di masyarakat. Intervensi ini dilakukan dengan beberapa program beberapa Dinas, seperti bedah rumah di Dinas Tata Kota, bedah warung di Dinas Koperasi hingga pelatihan melalui Disnaker.

"Kita banyak keluarkan anggaran untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat mengatasi warga miskin di Tangerang Selatan," ujar Airin. (Ali/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • BPS atau Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

    BPS

  • tangsel

Video Terkini