Sukses

Black Box Trigana dan Uang Rp 6,5 M Ditemukan Paling Hits

Berikut Top 5 News edisi Selasa 18 Agustus 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Tim SAR gabungan menemukan black box pesawat Trigana Air Service jenis ATR 42 PK YRN yang jatuh di ketinggian 8.500 kaki di sekitar Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Black box ditemukan di sekitar lokasi jatuhnya pesawat berpenumpang 54 orang ini.

Namun jenazah dan uang itu belum bisa dievakuasi karena lokasi ditemukannya pesawat Trigana Air berkabut.

Nah, berita mengenai penemuan black box Trigana dan uang Rp 6,5 miliar itu menyedot perhatian pembaca portal berita kesayangan Anda, Liputan6.com, terutama di kanal News sepanjang Selasa 18 Agustus 2015.

Sementara 4 berita lainnya, termasuk berita mengenai alasan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti membolehkan konvoi motor gede atau moge menerobos lampu merah, turut mencuri perhatian banyak pembaca.

Selengkapnya Top 5 News...

1. Black Box Trigana dan Uang PSKS Rp 6,5 Miliar Ditemukan

Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo menuturkan, penemuan black box oleh tim rescuer, sekaligus menandai tuntasnya pencarian. Black box telah diamankan dan diserahkan kepada KNKT.

Menurut dia, tugas tim SAR saat ini mengevakuasi korban dari lokasi ke Oksibil. Hanya saja, keluarga dan Basarnas masih merundingkan, jenazah yang merupakan warga Oksibil dapat dibawa pulang atau harus menjalani proses identifikasi terlebih dahulu di Jayapura.

"Saya harus mendengarkan harapan keluarga korban. Tapi yang saya tangkap dari keluarga korban semuanya mengharapkan yang terbaik dalam proses ini," jelas Soelistyo di Base Ops Lanud Jayapura, Selasa (18/8/2015).

Selengkapnya...

2. Alasan Kapolri Bolehkan Konvoi Moge Terobos Lampu Merah

Masyarakat dihebohkan dengan aksi Elanto Wijoyono yang dengan berani menghadang rombongan motor gede (moge) yang melintas di perempatan Ring Road, Condong Catur, Yogyakarta. Banyak pihak yang mendukung aksinya, mengingat belakangan banyak rombongan moge di Yogyakarta tidak mengindahkan peraturan lalu lintas.

Menanggapi aksi tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengaku, rombongan moge tersebut sah-sah saja untuk melanggar rambu-rambu lalu lintas seperti halnya lampu merah, hanya saja jika perjalanan konvoinya tersebut mendapat pengawalan dari pihak kepolisian.

"Ada ketentuan di Pasal 134 itu yang menilai kepentingannya itu polisi, jadi kalau itu untuk ketertiban dan keselamatan, boleh (dikawal). (Kalau melanggar) Yah polisi itu yang memberikan diskresi, boleh di dalam UU-nya boleh, makanya minta pengawalan polisi," kata Badrodin di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (18/8/2015).

Selengkapnya...

3. Megawati Kritik Pidato Jokowi

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan, ada keanehan dalam pidato Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dilakukan 3 kali dalam sehari dalam sidang tahunan MPR, DPR, dan DPD pada 14 Agustus lalu.

"Aneh, Presiden kok sampai pidato 3 kali," kata Megawati dalam seminar bertema 'Mengkaji Wewenang MPR dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia' di Gedung Nusantara IV, Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengatakan, Jokowi harusnya cukup sekali memberikan pidatonya dalam sidang tahunan MPR.

Selengkapnya...

4. Kronologi Penemuan 54 Jenazah Korban Trigana

Basarnas telah mengerahkan kekuatan darat dan udara untuk mengevakuasi korban pesawat Trigana Air di lokasi jatuhnya pesawat, Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Tim darat berangkat lebih dulu sekitar pukul 05.40 WIT.

"05.40 Wita ada 3 tim darat berangkat kembali ke lokasi dan 07.30 WIT, heli Freeport drop 2 personel, 1 dari Freeport 1 TNI AD. Ada 2 personel dari TNI AU di lokasi. 08.50 WIT, heli dropping logistik," kata Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Heronimus menerangkan, pada pukul 08.52 WIT, helikopter dari Sentani menuju Oksibil mengirimkan logistik. Sementara pada pukul 12.27 WIT, Basarnas operasi SAR di Timika bersama masyarakat dan berhasil menemukan 54 jenazah.

Selengkapnya...

5. Salahkah JK Tak Angkat Tangan Saat Merah Putih Berkibar?

 Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak mengangkat tangan ke kening saat bendera Merah Putih dikibarkan pada upacara hari kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka. Gaya JK itu pun menjadi pembicaraan di jagad maya.

Juru Bicara Wapres, Husain Abdullah menjelaskan apa yang dilakukan JK termasuk salah satu bentuk penghormatan. Yakni dengan cara bersikap sempurna.

"Jadi sikap sempurna yang dilakukan oleh Pak JK adalah sikap hormat. Persis dengan sikap hormat Bung Hatta saat mendampingi Bung Karno‎," kata Husain, dalam keterangan di Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Selengkapnya...

(Ans/Dan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.