Sukses

Tawuran Warga Manggarai Jaksel Diduga karena Balas Dendam

Karena itu Iqbal mengimbau agar seluruh tokoh masyarakat setempat yang memiliki pengaruh, supaya rutin memberikan penyuluhan.

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengatakan tawuran antarwarga yang pecah di Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan pada Senin sore 17 Agustus 2015 adalah aksi balas dendam warga, karena sehari sebelumnya ada warga RW 09 yang menjadi bulan-bulanan warga RW 07. Dan warga yang diduga melakukan tindak penganiayaan itu diamankan pihak kepolisian.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal mengatakan dari kejadian itu, warga RW 07 menuntut balas karena warga mereka digiring ke kantor polisi.

"Dua orang warga RW 09 dikeroyok oleh warga RW 07. Atas kejadian itu Polsek Tebet sudah menetapkan satu tersangka yaitu warga RW 07 Jajang dan 2 pelaku pengeroyokan lainnya masih DPO. Jadi tawuran dipicu aksi penangkapan rekan mereka," jelas Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (18/8/2015).

Iqbal menilai sifat warga Manggarai yang gemar tawuran merupakan jiwa korsa dan rasa solidaritas yang salah. Karena itu Iqbal mengimbau agar seluruh tokoh masyarakat setempat yang memiliki pengaruh, supaya rutin memberikan penyuluhan.

"Itu jiwa korsa yang salah. Pemerintah harus turun tangan di situ, sambil menunggu pemerintah. Lurah, camat, guru dan pemuka agama memberitahu hal yang benar. Aktivitas anak muda jangan dibiarkan kosong," ujar Iqbal.

Tawuran antarwarga pun dianggap menodai perayaan HUT RI ke-70 di Manggarai, Jakarta Selatan, Senin 17 Agustus 2015.

Terkait itu, Kapolsek Tebet Kompol I Ketut Sudharma mengatakan, tidak ada penjelasan dari warga yang menjadi pemicu mereka saling bertikai. Kepolisian Tebet saat ini masih menyelidiki identitas provokator yang menyebabkan aksi lempar batu antarpenduduk RW 07 dan RW 09 Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet itu pecah.

"Itu tidak jelas pemicunya. Menurut warga awalnya ada yang melempar botol saat lomba 17-an di RW 09, pemuda RW 09 yang sedang kumpul-kumpul mencurigai dalangnya warga RW 07," kata Ketut ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (18/8/2015).

Ketut melanjutkan, setelah itu pemuda RW 09 datang ke wilayah RW 07 dan menuding sehingga terjadilah perkelahian.

Menurut Ketut, peristiwa tawuran kerap terjadi di daerah tersebut lantaran sifat warga yang mudah tersulut api emosi. Ketut pun menuturkan unit Binmas Polsek Tebet selalu melakukan penyuluhan terhadap warga agar kekerasan tidak menjadi kebiasaan di sana.

"Anggota kami sudah sering ke lapangan, mengimbau bersama tokoh-tokoh masyarakat di sana untuk tidak main pukul, main lempar batu, main emosi. Tetapi tidak diindahkan," ujar Ketut.

Saat ini, kata Ketut, Polsek Tebet mengerahkan dua pleton personel berseragam yang disebar di titik-titik rawan untuk mengantisipasi aksi tawuran lanjutan.

"Kami selalu mengintensifkan pengamanan di sana baik polisi berseragam maupun tidak berseragam, sekarang ada dua pleton yang jaga di sana. Semoga tidak ada tawuran lanjutan," tutur Ketut.

Ketut mengatakan peristiwa tawuran ini tidak dilanjutkan ke jalur hukum karena tidak ada warga yang membuka laporan ke polsek serta tidak adanya korban jiwa. Sehingga polisi hanya mengamankan sejumlah temuan di lapangan seperti anak panah, batu dan senjata tajam yang tertinggal di lokasi.

"Kami tidak melanjutkan ke jalur hukum. Karena apanya yang mau diproses. Tidak ada yang melapor dan mau periksa saksi juga mereka itu pasti enggak ada yang mau ngaku," tutup Ketut. (Ron/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.