Sukses

Tuntut Presiden Mundur, Puluhan Ribu Warga Brasil Turun ke Jalan

Unjuk rasa ini dipicu oleh kemarahan publik akan skandal korupsi besar-besaran serta ekonomi yang terperosok dalam resesi.

Liputan6.com, Sao Paulo - Puluhan ribu warga Brasil turun ke jalan di kota-kota di seluruh negeri untuk memprotes Presiden Dilma Rousseff. Unjuk rasa ini dipicu oleh kemarahan publik akan skandal korupsi besar-besaran serta ekonomi yang terperosok dalam resesi.

Unjuk rasa berlangsung di lebih dari 200 kota, termasuk Rio de Janeiro, Belo Horizonte, dan Salvador. Di Rio de Janeiro, ribuan orang berbaris di sepanjang Copacabana di Avenida Atlântica. Banyak di antara mereka mengenakan baju kuning dan hijau dari tim sepakbola Brasil.

Di Sao Paulo, unjuk rasa menarik sekitar 135 ribu orang menurut Datafolha, sebuah lembaga poling. Meskipun angka ini turun dibandingkan unjuk rasa pada Maret lalu yang menarik 210 ribu orang turun ke jalan.

Banyak Ketidakpuasan

Salah serang demonstran, Marcia Regina (55), seorang guru dari Rio, mengaku ikut unjuk rasa karena sudah tidak tahan dengan kondisi yang ada.

"Aku tidak tahan berada di sebuah negara di mana saya harus membayar pajak yang tinggi. Dalam sistem kesehatan, kita diperlakukan seperti binatang liar. Dalam hal keselamatan publik, kami hanya diperlakukan sebagai statistik. Jangan bicara padaku tentang pendidikan. Mereka pikir kita semua bodoh," ujar Regina seperti dikutip The Guardian, Senin (17/8/2015).

Sementara Joao-Luiz Garcia (31), seorang insinyur, menyesalkan sikap pemerintah yang hanya berpihak pada kaum berpunya.

"Apa yang terjadi adalah sebaliknya. Kekuatan ekonomi menjadi lebih terkonsentrasi. Orang-orang yang dekat dengan pemerintah lebih mendapat manfaat," ujar dia.

Dugaan Korupsi

Partai Partido dos Trabalhadores (PT) telah berkuasa selama lebih dari 12 tahun. Banyak dari demonstran menuduh partai itu melembagakan korupsi.

Awal bulan ini, salah satu pendiri partai Jose Dirceu ditangkap karena diduga mendalangi skandal suap bernilai miliaran dolar di perusahaan minyak negara Petrobras.

Tahun lalu, penyelidikan polisi di perusahaan minyak telah mengakibatkan penangkapan puluhan industrialis terkemuka. Lebih dari 50 politisi, terutama dari koalisi yang berkuasa, telah dituduh terlibat dalam korupsi.

Sebuah survei terbaru menemukan fakta bahwa dua per tiga dari warga Brasil ingin melihat Presiden Dilma Rousseff diberhentikan, meskipun tidak ada kasus hukum yang jelas untuk memberhentikannya. (Ado/Ron)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.