Sukses

Hanya 1 Mantan Presiden Hadiri Pidato SBY Paling Sedot Perhatian

SBY angkat bicara terkait absennya dalam sidang tahunan MPR tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berpidato di ruang sidang MPR pada 14 Agustus 2015. Sejumlah mantan presiden hadir, kecuali Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Ketidakhadiran besan dari Hatta Rajasa itu dipertanyakan. Masyarakat pun mengetahui sang presiden RI ke-6 itu tengah berada di Yogyakarta. SBY angkat bicara terkait absennya dalam sidang tahunan MPR tersebut. Dia menyatakan tak ada kewajiban hadir dalam undangan itu.

Kabar tersebut menjadi informasi yang paling dicari oleh sahabat Liputan6.com sepanjang Sabtu 15 Agustus 2015. Selain itu ada berita lainnya, seperti kecanggihan kereta cepat China.

Berikut 5 berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Minggu (16/8/2015):

1. Sepuluh Kali SBY Pidato di Senayan, Cuma 1 Mantan Presiden Hadir

Melalui akun twitter, SBY mengungkan ketidakhadirannya dalam sidang Tahunan MPR 14 Agustus 2015 bukanlah sebagai kewajiban. Hal itu hanya bersifat undangan.

Selama 2 periode memimpin Indonesia, SBY sudah 10 kali membacakan pidato tentang Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN). Selama itu pula, hanya beberapa mantan presiden dan wakil presiden yang menghadiri undangan untuk menyaksikan pidato kenegaraannya.

"10 kali saya sampaikan pidato di Senayan, hanya beberapa kali satu-dua mantan Pres & Wapres hadir. Krn memang undangan sifatnya. *SBY*," kata dia. "Dlm peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana,Gus Dur pernah hadir sekali.Selebihnya para mantan Presiden peringatinya di tempat lain*SBY*," imbuh dia.

Selengkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Momen Jokowi

2. HUT Ke-70 RI, Momen Jokowi Bawa Kekuatan Militer ke 5 Besar Dunia

Menyambut hari jadi Indonesia yang ke-70 pada 17 Agustus nanti, bisa menjadi momentum bangsa untuk merefleksi kekuatan pertahanan yang dimiliki. Indonesia harus menjadi negara yang kuat ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

Anggota Komisi I DPR Sukamta menilai, Indonesia harus segera membangun kekuatan pertahanannya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.

"Indonesia yang kuat pertahanannya bukan untuk menjadi ancaman bagi bangsa lain, tetapi untuk kesejahteraan bangsa sendiri dan agar Indonesia dihormati oleh bangsa-bangsa lain, baik tetangga dekat maupun jauh, sambil berkontribusi dalam memelihara perdamaian dunia sebagaimana amanah UUD 45," kata Sukamta melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu (15/7/2015).

Karena itu, menurut dia, Indonesia di tangan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla harus segera merefleksikan semangat kemerdekaan Indonesia untuk memperbaiki kekuatan pertahanan yang ada.

Selengkapnya.

3. Canggihnya Kereta Cepat China, Jakarta-Bandung Hanya 36 Menit

Dua raksasa ekonomi dunia mengincar proyek kereta api supercepat Jakarta-Bandung yang nilainya mencapai US$ 5,5 miliar atau lebih dari Rp 71 triliun: Jepang dan Tiongkok.

Dan, untuk menunjukkan kesiapannya mewujudkan kereta cepat pertama di Indonesia, China menggelar pameran kecanggihan teknologi perkeretaapiannya di Atrium Senayan City, Jakarta.

Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng mengatakan, kereta cepat buatan negerinya akan memangkas durasi perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Hingga saat ini, jarak sekitar 150 kilometer itu biasanya ditempuh dalam waktu 2 jam lewat tol. Itu pun kalau tak macet...

Selengkapnya.

3 dari 3 halaman

Waktu Baru Korut

4. Bunyi Bel Tandai Peresmian Zona Waktu Baru Korut

Bunyi bel berkumandang di Ibu Kota Pyongyang pada Jumat 14 Agustus 2015 tengah malam waktu setempat atau 15 Agustus dini hari, menandai peresmian zona waktu baru Korea Utara (Korut). Dengan bunyi itu, diberlakukan zona waktu 30 menit lebih cepat dari Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.

Kepala astronomi Korut, Jong Sok mengatakan mengubah zona waktu sangat masuk akal karena alasan teknis.

"Dengan standar waktu yang selama ini kita gunakan, waktu pada saat matahari berada di posisi tertinggi tidak tepat tengah hari," kata Sok seperti dikutip dari BBC, Sabtu (15/8/2015).

Di samping itu, Jong Sok menambahkan, perubahan zona waktu dilakukan sekaligus menandai 70 tahun kemerdekaan dari penjajahan Jepang.

Selengkapnya.

5. Ahok Minta Pekerja Harian Lepas Lanjutkan Kuliah

ubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meminta seluruh pekerja harian lepas (PHL) yang berada di lingkungan kerjanya untuk memerhatikan tingkat pendidikan bagi keluarga. Ia menyarankan para petugas kebersihan di Ibukota untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.

Tidak hanya bagi pekerja yang ada di bawah tanggung jawab Pemprov DKI, tawaran Ahok ini juga berlaku bagi para PHL yang mengalami masalah dalam membiayai pendidikan keluarganya.

"Saya memerhatikan saudara. Bahkan misalnya saudara yang muda ingin kuliah, ambil kuliah malam, coba ajukan ke saya, sehingga bisa sampai sarjana. Atau anak Anda minta kuliah tapi ada masalah, minta sama saya. Kalau ada ijazah anaknya yang nyangkut, boleh ajukan ke saya untuk kita tebus," ujar Ahok saat memimpin apel bersama pekerja PHL di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (15/8/2015).

Dengan tawaran tersebut, Ahok berharap para pekerja tadi dapat meningkatkan, serta lebih bertanggung jawab terhadap kewajibannya. "Saudara punya tanggung jawab karena menerima uang dari rakyat," kata Ahok.

Selengkapnya.

(Ali/Vra)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini