Sukses

Mahasiswa Papua Demo di Solo Pakai Atribut Bintang Kejora

Mereka menuntut kemerdekaan Papua untuk menentukan nasib sendiri.

Liputan6.com, Solo - Puluhan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar demo di Bundaran Gladag, Solo‎. Mahasiswa Papua yang mengenakan atribut Bintang Kejora itu menggelar aksi peringatan Perjanjian New York 15 Agustus 1962. Mereka menuntut kemerdekaan Papua untuk menentukan nasib sendiri.

Pantauan Liputan6.com, mereka menggelar aksi di Bundaran Gladag. Para aktivis dari AMP tersebut membawa berbagai atribut Bintang Kejora saat berdemo. Atribut itu di antaranya ikat kepala, kaos, tas, dan gitar.

Mahasiswa asal Papua ini juga membawa sejumlah poster, di antaranya bertuliskan "Free West Papu‎a," "Hak menentukan nasib sendiri solusi demokratis bagi rakyat Papua Barat," "Tarik militer dari Tanah Papua," dan poster lainnya. Demo tersebut mendapat penjagaan yang cukup ketat dari kepolisian dan TNI.

Koordinator aksi ‎Jhon Paul Waine mengatakan, aksi demo ini digelar untuk memperingati 53 tahun perjanjian New York Agreement atau Perjanjian New York yang ditandatangani pada 15 Agustus 1962.

"Aksi demo untuk memperingati New York Agreement tidak hanya dilakukan di Solo, tapi juga dilakukan di wilayah Jawa dan Bali," kata Paul di Bundaran Gladag Solo, Sabtu (15/8/2015).


Puluhan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menggelar aksi demo di Bundaran Gladag, Solo‎, Sabtu (15/8/2015). (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Menurut Paul , perjanjian tersebut dianggap cacat moral dan cacat hukum karena adanya distorsi sejarah. Yang mana posisi Amerika Serikat saat itu sebagai badan yang menentukan hak penentuan nasib sendiri bagi warga Papua, ternyata mempunyai peran aktif dalam 'politik busuk'.

"Badan itu ternyata memberikan tanggung jawab secara sepihak kepada Indonesia untuk merebut tanah Papua atau yang kini dikenal integrasi. Tetapi hari ini orang Papua tidak menyebu‎t sebagai integrasi, tapi pencaplokan secara paksa," ujar Paul.

Untuk itu, dia menuntut Jokowi-JK memberikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis.

Selain itu, dia menuntut pemerintah menarik militer Indonesia, baik organik maupun non-organik dari seluruh tanah Papua untuk menghentikan segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap rakyat Papua‎.

Paul menambahkan, tuntutan lainnya untuk menutup dan menghentikan aktivitas eksploitasi semua perusahaan multinasional corporation di antaranya Freeport, BP, LNG Tanggu, Medco, Corindo dan lainnya dari tanah Papua. (Bob/Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini