Sukses

Rektor-Mahasiswa Turun Tangan Padamkan Kebakaran Lahan Kalteng

Dengan sejumlah perlengkapan pemadaman kebakaran lahan termasuk dua mesin pompa air, rektor, karyawan dan mahasiswa padamkan kebakaran.

Liputan6.com, Palangkaraya - Kebakaran lahan dan semak belukar yang terus melanda wilayah Palangkarya, Kalimantan Tengah (Kalteng), menimbulkan kecemasan banyak kalangan. Tak terkecuali para civitas akademika di wilayah tersebut.

Untuk mencegah semakin meluasnya kebakaran lahan gambut, Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMP) pun turun tangan dan mengerahkan karyawan serta mahasiswanya untuk memadamkan api. Pemadaman dipimpin langsung oleh sang rektor.

Dengan sejumlah perlengkapan pemadaman kebakaran lahan gambut, termasuk dua mesin pompa air, Rektor UMP Bulkani bersama 25 orang karyawan dan perwakilan mahasiswa, Rabu 12 Agustus 2015, memadamkan dan melokalisir kawasan lahan gambut yang terbakar dari sisa pembakaran yang dilakukan warga pemilik lahan untuk membersihkan lahan.

Rektor, wakil rektor, dekan, sejumlah pejabat, karyawan, dan mahasiswa pada universitas swasta terbanyak jumlah mahasiswanya di Provinsi Kalteng itu, tampak bersemangat memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di lingkar luar Kota Palangkaraya, tepatnya di kawasan lahan pengembangan kampus-2 UMP, di Jalan Anggrek arah seberang Terminal Antarkota Antarprovinsi (AKAP).

Rektor UMP Bulkani menyatakan, akan terus menurunkan tim serbu api yang ada di kampusnya guna mengatasi kebakaran lahan gambut yang sudah menimbulkan dampak bagi masyarakat di daerah setempat.

Dalam beberapa hari belakangan, Kota Palangkaraya mulai diselimuti kabut asap tipis dengan bau menyengat. Namun, kabut asap belum terlalu mengganggu jarak pandang pengendara maupun penerbangan di wilayah itu.

Pejabat pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palangkaraya, Wawan Berlianson menyatakan, meluasnya sebaran titik api kebakaran lahan dan semak belukar di pinggiran Kota Palangkaraya, telah membuat repot dan kewalahan para petugas yang tergabung dalam Tim Serbu Api.

"Kami mulai kesulitan untuk memadamkan titik api meskipun api kecil dan baru, karena sumber air yang biasa diambil dari parit besar yang mengelilingi lahan, saat ini sudah mengering karena lama tidak hujan," kata Peri Abuk, petugas Tim Serbu Api seperti dikutip dari antaranews, Kamis (13/8/2015).

Kawasan kampus II Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, yang luasnya 20 hektare, dalam sepekan terakhir terbakar di beberapa titik. Diduga disebabkan rembetan dan sisa pembakaran lahan yang dilakukan warga pemilik kavling tanah di sekitar kampus.

Terlihat asap terus membumbung ke udara yang berarti api terus membakar dan menjalar di bagian bawah jalan yang berupa lahan gambut dan mudah terbakar saat kekeringan. (Sun/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini