Sukses

Dilanda Kemarau, Kota Jambi Krisis Air Bersih

Perkiraan BMKG Provinsi Jambi, musim kemarau baru akan berakhir sekitar September atau Oktober mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Musim kemarau yang kini melanda Provinsi Jambi membuat sejumlah sumur warga kering. Apalagi, berdasarkan perkiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi, musim kemarau baru akan berakhir sekitar September atau Oktober mendatang.

Meski beberapa kali sempat terjadi hujan, nyatanya masih belum mengisi sumur warga yang kering. Kondisi ini membuat sejumlah warga mulai bergantung pada pasokan air PDAM Tirta Mayang, Kota Jambi dengan cara membeli. Hal ini mengingat jaringan PDAM di Kota Jambi belum merata ke beberapa titik wilayah.

Indri (31), warga Kelurahan Bagan Pete, Kotabaru, Kota Jambi mengatakan, sudah 2 bulan lamanya mengalami kesulitan air bersih. Namun 3 pekan terakhir, air bersih dari sumur yang biasanya diharapkan kini sudah kering.

"Karena air sumur kering, terpaksa kami harus beli air bersih," ujar Indri kepada Liputan6.com di Jambi, Selasa (11/8/2015).

Menurut Indri, air bersih yang biasanya ia beli berasal dari PDAM. Untuk satu pekan dirinya membeli sebanyak 1 kubik atau seribu liter air dari mobil tangki PDAM dengan harga Rp 80 ribu. "Itu pun air tidak langsung diantar, pesan hari ini, lusa baru datang."

Sementara itu Pjs Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Mayang, Kota Jambi, Erwansyah menyatakan, telah menyiapkan layanan air bersih menggunakan mobil tangki untuk mengantisipasi terjadinya krisis air bersih. Di mana pihaknya sudah mengecek seluruh intake PDAM, dari pengecekan debit air sangat kecil.

"Untuk antisipasi kelangkaan air bersih, kita (PDAM) yang pertama membuat pelayanan mobil tangki kepada masyarakat. Terutama pengisian tedmond (tangki) air yang dimiliki masyarakat. Dan kami siap menerima telepon dari masyarakat," ujar Erwansyah.

Kendati demikian, ia tidak merinci berapa anggaran dan harga air yang dipatok PDAM. Erwansyah memastikan jika harga air bersih disesuaikan dengan jarak tempuh yang harus dilalui mobil tangki.

"Harganya tergantung jarak tempuh. Saya berusaha maksimal memberikan kecukupan air kepada masyarakat," pungkas Erwansyah. (Ans/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.