Sukses

Ledakan Paling Mematikan di Masjid Kepolisian Saudi, 15 Tewas

Pemboman kali ini disebut-sebut sebagai serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir,

Liputan6.com, Riyadh - Ledakan terjadi di sebuah masjid di selatan Arab Saudi. Aksi yang ternyata ulah pengebom bunuh diri itu dilaporkan menewaskan 15 orang.

"Ledakan pada Kamis 6 Agustus waktu setempat di antaranya menewaskan 12 anggota kepolisian Saudi," demikian diumumkan kantor berita Arab Saudi seperti dikutip dari New York Times, Jumat (7/8/2015).

Pengeboman kali ini disebut-sebut sebagai serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir, terhadap pasukan polisi Arab Saudi. Merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap masjid di wilayah kerajaan Saudi.

"Serangan Kamis itu terjadi di sebuah masjid milik pasukan keamanan lokal di wilayah Asir, di barat daya Saudi," info kantor berita Saudi.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan, melalui sebuah pernyataan yang beredar di media sosial.

"Pengebom menggunakan sabuk peledak untuk meledakkan rumah ibadah yang mendukung negara Saudi dan anteknya," tulis militan ISIS.

Sebagian besar serangan yang terjadi baru-baru ini menyasar masjid yang kerap digunakan oleh minoritas Syiah di Arab Saudi. Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Arab Saudi bergabung dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk melancarkan serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah. Sementara grup militan itu justru menemukan dukungan di beberapa bagian masyarakat Saudi, dan ribuan orang Saudi melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bergabung dengan mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, layanan keamanan Saudi telah mengumumkan penangkapan ratusan orang di seluruh wilayah kerajaan itu yang diduga kuat mendukung kelompok itu untuk merencanakan serangan atau mempromosikan ideologinya.

Tetapi langkah tersebut masih belum berhasil menghentikan serangan demi serangan yang dilakukan oleh ISIS. Para pejabat Saudi mengklaim kemampuan para militan itu mengindoktrinasi anggota baru, dan berkomunikasi dengan mereka melalui Internet menjadikannya lebih sulit untuk mencegah aksi kekerasan.

Para pemimpin ISIS menganggap Arab Saudi sesat, dan menyerukan para pendukungnya untuk melakukan serangan di dalam kerajaan dan di tempat lain. (Tnt/Rie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini