Sukses

Peringati HUT RI, Pendaki Merapi Hanya Sampai Pasar Bubrah

Pendaki ke Merapi harus menaati saran dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

Liputan6.com, Sleman - Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus menjadi momen tersendiri bagi para pendaki gunung, terutama di Tanah Air. Saat itu, biasanya dimanfaatkan mereka untuk menuju salah satu puncak seperti di Gunung Merapi.

Meski diperbolehkan, namun pendaki ke Merapi harus menaati saran dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta. Sebab pendakian ke puncak Merapi hanya diperbolehkan sampai Pasar Bubrah.

"Kami sarankan hanya sampai ke Pasar Bubrah. Jadi upacara bisa di situ. Nanti ada petugas tapi sifatnya hanya koordinasi dengan BTNGM seperti berapa jumlah yang dibatasi di puncak Merapi. Pembicaraan sudah dilakukan tapi belum ada koordinasi resmi," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta I Gusti Made Agung Nandaka, Kamis (6/8/2015).

Menurutnya, saat ini status Merapi masih dinyatakan aktif normal atau level satu. Namun, setiap pendaki diminta untuk waspada karena material di lokasi itu masih rawan longsor.

Karenanya, pendaki hanya diperbolehkan sampai Pasar Bubrah dan tidak di puncak Merapi.

Dari hasil dari pantauan CCTV di Pasar Bubrah, sejauh ini masih saja ada pendaki yang nekat naik sampai puncak. Padahal pihak berwenang sudah memasang papan peringatan di Pos New Selo dan Pasar Bubar.

"Status masih aktif normal level I. Level paling bawah dari aktifitas Merapi," ujarnya.

Made mengatakan, untuk pemantauan di puncak Merapi BPPTKG memasang 27 CCTV, lima belas unit kamera pemantau ditempatkan di kawasan puncak, sedangkan sisanya di sekitar sungai yang berhulu Merapi. Satu unit dari CCTV itu dimanfaatkan BTNGM untuk memantau aktivitas pendaki.

"Ada satu CCTV di Pasar Bubrah yang juga bisa diakses TNGM untuk mengawasi pendaki. Tapi fungsi utamanya tetap untuk melihat kondisi Merapi," jelas dia.

Pasar Bubrah terletak di ketinggian sekitar 2.300 mdpl,  sekitar 1 jam menuju puncak Merapi. Tempat itu biasanya digunakan para pendaki untuk beristirahat atau memasak. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.