Sukses

Mbah Rono: Gempa Malang Picu Aktivitas Gunung Raung

Aktivitas Gunung Raung seharusnya mulai turun. Namun ketika terjadi gempa, maka kembali naik.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pengamat Geosains Surono menyebutkan, aktivitas Gunung Raung terpengaruh gempa yang terjadi beberapa waktu lalu. Pria yang akrab disapa Mbah Rono itu mengatakan, salah satu yang mempengaruhi pergerakan gunung di Banyuwangi itu adalah lindu di Pantai Selatan Jawa. 

Namun, menurut Mbah Rono, guncangan di Malang disebutnya adalah yang paling berkontribusi pada tingginya aktivitas Raung. Walaupun lindu di Jawa Barat seperti di Tasikmalaya lalu juga mempengaruhi Raung.

"Gempa Malang, pengaruh setelah itu tinggi lagi aktivitasnya. Yang lepas pantai di Jawa Timur juga. Jawa Barat iya, tapi enggak besar yang di Tasik ya. Malang yang pengaruh besar," ujarnya di BPPTKG Kamis (6/8/2015).

Mbah Rono menyamakan aktivitas gempa sangat berkaitan dengan aktivitas Gunung Raung yang seperti balon diisi air. Saat balon yang diumpakan sebagai gempa itu ditekan, maka isi balon akan segera muncrat keluar.

Misalnya, sambung dia, aktivitas Gunung Raung seharusnya mulai turun, namun ketika terjadi gempa maka kembali naik.

"Dapur magma di selatan Jawa, yaitu subduksi ring of fire itu ada gencetan dua lempeng maka panas. Panas lama-lama akan mencair. Apapun dipanasi akan mencair. Sudah mencair maka segera ingin muncrat keluar," ujar dia.

Mbah Rono menjelaskan, tingginya aktivitas Gunung Raung tidak membahayakan selama berada di radius aman. Hanya penerbangan yang terpengaruh.

Ia juga menegaskan, jika Gunung Raung tak sama dengan amuk Merapi.  

"Yang jelas Raung bukan Merapi, 3 km orang enggak masuk, amanlah. Di luar itu orang bisa jingkrakan. Kalo dibilang, Raung itu (masih aman) bisa sampai radius 20 km. Ganggu penerbangan iya," ujarnya.

Mbah Rono kembali menjelaskan, perbedaan antara aktivitas erupsi Merapi dan Raung. Di mana semburan Raung tidak akan terlalu jauh, beda dengan Merapi yang kaya akan gas sehingga ketika erupsi akan meledak dan menyebar keluar.

"Maka abu Raung lebih hitam dibanding abu Kelud yang jernih agak keabu-abuan. Kenapa lebih hitam, karena magmanya lebih encer, temperatur tinggi yang dilewati ya gosong semua. Beda dengan Merapi yang kaya gas, yang temperaturnya lebih rendah. Meledak. Kalo cair ya muncrat muncrat gitu aja. Kalo gas meledak ya ke mana-mana," pungkas Mbah Rono. (Tnt/Ein)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.