Sukses

Malaysia Minta Pulau-Pulau di Samudra Hindia Cari Serpihan MH370

Beberapa benda lain yang ditemukan pada akhir pekan, dinyatakan bukan berasal dari kapal terbang MH370.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Setelah lebih dari setahun menghilang, serpihan pesawat Malaysia Airlines MH370 akhirnya ditemukan. Satu puing di Pulau Reunion di Samudra Hindia itu, dinyatakan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak sebagai bagian dari burung besi nahas itu. Baca: PM Malaysia: Puing di La Reunion Bagian dari MH370

Dengan temuan ini, Malaysia meminta pulau-pulau dekat Pulau Reunion di Samudera Hindia untuk turut mencari serpihan-serpihan lain setelah benda yang diduga bagian dari sayap pesawat MH370 ditemukan pada Rabu 29 Juli 2015.

Dikutip dari BBC, Kamis (6/8/2015), saat ini bagian pesawat tersebut dibawa ke Prancis untuk pengujian. Sementara beberapa benda lain yang ditemukan pada akhir pekan, dinyatakan bukan berasal dari kapal terbang MH370.

Sejauh ini, pihak berwenang Mauritius menyatakan kesediaannya untuk mengerahkan segala daya guna membantu pencarian puing pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudra Hindia.

Wakil Perdana Menteri Mauritius, Xavier-Luc Duval menyatakan kapal penjaga pantai dikerahkan, sementara nelayan diminta untuk memberitahu kepada polisi apabila melihat reruntuhan pesawat di laut.

"Kami telah merespons secara positif permintaan pemerintah Malaysia," kata Xavier-Luc Duval kepada wartawan Duval, Florida seperti dikutip dari BBC.

"Segala upaya akan dilakukan untuk menemukan puing-puing tersebut," tambah Xavier-Luc Duval.

Pesawat Malaysia yang mengangkut 239 orang tersebut hilang pada Maret 2014. Boeing-777 itu berangkat dari Kuala Lumpur menuju Beijing.

Menguat dugaan bahwa pesawat tersebut jatuh di Samudra Hindia. Namun jejaknya tidak pernah ditemukan hingga lebih dari 1 tahun dan akhirnya ditemukan sebuah puing pada akhir Juli lalu, terdampar di pulau Reunion -- termasuk yurisdiksi negara Prancis-- yang bertetangga dengan Mauritius.

Potongan ini telah dibawa ke Prancis untuk diteliti lebih jauh untuk dipastikan bahwa memang berasal dari pesawat tersebut. Para ahli dari Malaysia kini sedang mendikusikan temuan ini dengan pihak berwenang Prancis.

 

(Sun/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini