Sukses

Video Said Putra Khadafi Dipukuli di Penjara Hebohkan Libya

Dalam sebuah video yang beredar di internet, diperlihatkan Saadi mengerang kesakitan saat penjaga memukul telapak kakinya.

Liputan6.com, Tripoli - Video berisi rekaman salah satu putra pemimpin Libya yang digulingkan, Moammar Khadafi, Saadi Khadafi dipukuli di dalam sel penjara beredar di dunia maya. Hal itu membuat aktivis hak asasi manusia di sana angkat bicara.

Mereka meminta pihak berwenang Libya untuk menyelidiki dugaan perlakuan buruk terhadap para tahanan, termasuk Saadi.

Dalam sebuah video yang beredar di internet, diperlihatkan Saadi mengerang kesakitan saat penjaga memukul telapak kakinya. Dari rekaman tersebut, ia terlihat seperti dalam sebuah proses interogasi di penjara di Tripoli.

Hingga kini keaslian video tersebut belum bisa dipastikan oleh pihak independen.

"Saya akan mengidentifikasi para penjaga yang terlihat dalam video, dan mengambil tindakan hukum terhadap mereka," kata Jaksa penuntut umum Tripoli seperti dikutip dari BBC, Rabu (5/8/2015).

Kampanye mengutuk rekaman kekerasan di dalam penjara itu kini berlangsung, disediakan oleh situs online ClearNews.

"Tidak ada keadaan luar biasa membenarkan penyiksaan atau perlakuan buruk lainnya," kata wakil direktur Human Rights Watch Timur Tengah, Joe Stork.

Sejauh ini, belum jelas kapan peristiwa pemukulan dalam video itu terjadi.

Saadi Khadafi dipenjara di ibukota Tripoli sejak tahun lalu, setelah diekstradisi dari Niger atas tuduhan menembak demonstran dan kejahatan lainnya yang dilakukan selama pemerintahan sang ayahnya.

Pekan lalu, putusan pengadilan untuk putra Khadafi yang lain, Saif al-Islam, dilakukan secara in absentia. Ia dan delapan orang lainnya dijatuhi hukuman mati terkait kejahatan perang saat revolusi pada tahun 2011.

Sejak kematian Moamar Khadafi, Libya mengalami ketidakstabilan pemerintahan. Ada dua faksi yang mengklaim menjalankan negara itu. Sebuah parlemen yang diakui secara internasional berbasis di Tobruk, sedangkan satu fasil lainnya di ibukota Tripoli. (Tnt/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.