Sukses

Ahok Bakal Lacak 'Jebakan Batman' KJP

Ahok memilih membuka sistem agar KJP bisa digunakan di EDC bank lain, yang terintegrasi dengan ATM Bersama dan Prima.

Liputan6.com, Jakarta - Penyalahgunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP) mulai terlihat. Ada oknum yang diduga membelanjakan uang KJP tidak untuk kebutuhan pendidikan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah mengetahui dugaan kebocoran dana KJP itu. Dia kini tidak khawatir karena sesungguhnya para oknum sudah terjebak dalam sistem yang berjalan.

"Sudah bagus, jebakan batman kita sudah masuk ini. Ditambah lagi tahun depan enggak (tarik) kontan. Kita akan lacak siapa yang main," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (3/8/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, awalnya pemegang KJP hanya bisa berbelanja di toko dengan electronic data capture (EDC) Bank DKI, ditambah dengan pembelian di Jakbook yang diselenggarakan Ikapi. Tapi, nyatanya harganya justru lebih mahal.

Akhirnya, Ahok memilih membuka sistem agar KJP bisa digunakan di EDC bank lain, yang terintegrasi dengan ATM Bersama dan Prima. Mereka bisa membeli di toko mana pun baik kecil atau besar.

Ternyata, kemudahan itu disalahgunakan. Para oknum ini menggunakan KJP untuk karaoke, membeli bahan bakar di SPBU, dan lain-lain yang tidak berhubungan dengan pendidikan.

"Mereka yang pintar coba-coba ini 7% jumlahnya," imbuh Ahok.

Mantan politisi Partai Golkar dan Gerindra itu mengatakan, bisa saja ada oknum orangtua atau sekolah yang anaknya belum menerima ATM. ATM itu lalu diambil oleh oknum ini lalu disalahgunakan.

Atau, lanjut Ahok, oknum ini sengaja tidak mengambil uang dari dana KJP selama beberapa bulan sehingga dananya cukup besar. Dana besar itu diduga dibelanjakan di SPBU sampai Rp 500-700 ribu.

"Tapi dia mainkan salah, dia enggak sadar, buat KJP kan ada alamatnya, kita cek, siapa yang pihak lain kita pidanakan. Ini bukan kejahatan KJP, ini kan karena ATM-nya digunakan orang lain. Ini kejahatan perbankan," tegas Ahok.

"Makanya saya bilang ke inspektorat pendidikan ada oknum guru yang terlibat, tidak berani pecat, saya yang pecat. Ini soal duit, kita main keras," tutup Ahok. (Rmn/Def)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini