Sukses

Menteri Khofifah: 4,1 Juta Anak Telantar di Indonesia

Saat masuk ke kamar-kamar, Khofifah dikejutkan banyaknya bayi yang dirawat dan dibesarkan di panti tersebut.

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa mengatakan, secara nasional di Indonesia terdapat 4,1 juta anak telantar. Dari jumlah itu 2,8 anak di antaranya masih berusia balita yang berada di luar panti asuhan.

"Jika ditambah jumlah anak yang berada di panti asuhan, jumlahnya sangat fantastis. Dengan demikian, krisis moral benar-benar menjadi masalah serius," ujar Menteri Khofifah di Surabaya, Minggu 2 Agustus 2015.

Saat berada di Surabaya, Menteri Khofifah menyempatkan diri mengunjungi Panti Asuhan Matahari Terbit yang merupakan balai pertolongan ibu dan anak.

Saat masuk ke kamar-kamar, Khofifah dikejutkan banyaknya bayi yang dirawat dan dibesarkan di panti tersebut. Bayi-bayi tersebut adalah bayi yang tidak diinginkan kelahirannya oleh orangtua mereka lantaran lahir di luar nikah.

"Ini adalah anak-anak yang terlahir dari kehamilan yang tidak diinginkan. Bahkan sudah ada anak SMP yang inden mau menyerahkan bayinya. Bukan menitipkan, tetapi menyerahkan bayinya," ujar Menteri Khofifah.

Di Matahari Terbit sendiri, ada 42 bayi yang diasuh. Di antaranya 17 anak berumur 0 sampai 2 tahun, 13 balita berusia antara 2 hingga 3 tahun, dan 12 anak berusia 4 sampai 5 tahun.

Menteri Khofifah menegaskan, sebenarnya balai keselamatan tidak hanya di Matahari Terbit saja. Tetapi banyak tempat serupa di daerah lain. Banyaknya balai keselamatan ibu dan anak, menandakan banyaknya bayi terlahir yang tidak diinginkan orang tuanya.

"Apa pun yang terjadi, orang tua harus bertanggung jawab pada putra-putrinya. Dan mereka yang hamil di luar nikah, harus bertanggung jawab pada anak yang dilahirkan," pungkas Menteri Khofifah. (Sun/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini