Sukses

Sejarah Baru Muktamar NU

Perhelatan lima tahunan itu direncanakan berlangsung 5 hari di Jombang, Jawa Timur. Ada sejarah baru yang terukir dalam muktamar itu.

Liputan6.com, Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Muktamar ke-33 selama 5 hari. Perhelatan lima tahunan itu direncanakan berlangsung mulai 1-5 Agustus 2015 di Jombang, Jawa Timur.

4 Pondok pesantren siap menjadi saksi sejarah baru perhelatan akbar ini. Pondok pesantren itu adalah Tebuireng, Tambakberas, Darul Ulum, dan Denanyar.

Sekitar 40 sampai 50 ribu orang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebanyak 3.500 orang adalah muktamirin atau peserta pemilik suara di Muktamar NU. Sedangkan sisanya adalah muhibbin atau penggembira.

Suasana doa bersama untuk kesuksesan Muktamar NU ke-33, Jakarta, Kamis (30/7/2015). Muktamar tersebut akan digelar 1-5 Agustus 2015 di Jombang, Jatim.(Liputan6.com/JohanTallo)

Para peserta dari seluruh wilayah Indonesia itu sudah mulai berdatangan sejak Kamis 30 Juli lalu untuk melakukan registrasi. Panitia juga menyediakan transportasi dari Bandara Juanda ke Jombang. Di antara muktamirin itu sudah ditampung di Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar. Tempat muktamirin atau peserta muktamar dari pengurus wilayah NU Jawa Timur, Jawa Barat, Papua, Maluku, dan Sulawesi Utara menginap.

Seremonial acara pembukaan Muktamar NU berlangsung di Alun-alun Jombang pada Sabtu 1 Agustus 2015 pukul 20.00-22.00 WIB. Presiden Joko Widodo hadir membuka muktamar tersebut.

Menurut Ketua Panitia Daerah Muktamar NU Saifullah Yusuf, pembukaan muktamar pada malam hari menjadi sejarah baru muktamar. Biasanya ajang tersebut dibuka pada pagi atau siang hari.

"Selama 32 kali gelaran Muktamar NU, pembukaan selalu pada pagi atau siang hari,” ujar Gus Ipul di Kantor PWNU Jatim, seperti dikutip Liputan6.com dari muktamarnu.com, Sabtu 1 Agustus 2015.

Meski dibuka pada malam hari, Gus Ipul, begitu biasa ia disapa ini menyatakan tak akan mengubah jadwal yang sudah ditetapkan. Rangkaian sidang akan segera digelar usai pembukaan dilakukan.

"Usai pembukaan, acara akan dilanjutkan dengan pembahasan tata tertib," ucap Gus Ipul. "Selanjutnya sidang komisi, sidang pleno, serta pemilihan rais aam dan ketua umum," lanjut dia.

"Setelah itu, muktamar yang mengusung tema 'Meneguhkan Islam Nusantara untuk Membangun Peradaban Indonesia dan Dunia' ini akan ditutup Wakil Presiden pada Rabu 5 Agustus 2015.

Dikawal Ribuan Jin

Untuk mengamankan acara muktamar, sebanyak 1.500 personel polisi diterjunkan. Personel yang mayoritas berasal dari Direktorat Lalu Lintas ini untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi muktamar.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Anas Yusuf mengatakan, pengamanan itu dilakukan bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) Kodam V Brawijaya dan Banser.

Sebanyak 1.000 banser dari wilayah Jombang dan sekitarnya juga akan mengawal muktamar tersebut. Bahkan mereka sempat mengikuti pelatihan di Brigif Marinir, Surabaya.

"Persiapan pengamanan muktamar baik dari TNI, Polri, Muspida di Jombang dan Banser, secara umum hasilnya kami siap mengamankan," tutur Anas di Mapolda Jatim, Senin 27 Juli 2015.

Guru Besar Pagar Nusa Sapujagad, Ki Yusuf

Bahkan Guru Besar Pagar Nusa Sapujagad, Ki Yusuf "Cokro Santri". mengungkapkan perhelatan ini akan dijaga ribuan malaikat dan jin muslim dari seluruh dunia.

"Tujuan mereka adalah untuk mengamankan dan menetralisir persinggungan energi agar tercipta suasana damai dan ‎kondusif, muktamar berjalan lancar menghasilkan kebaikan bagi umat di nusantara dan dunia," kata Ki Yusuf kepada Liputan6.com di Jombang Jawa Timur, Sabtu 1 Agustus 2015.

Ki Yusuf mengatakan, tadi pagi dia menanam ramuan campuran minyak Funni Basalwa dan Kasturi di punjer alun-alun Jombang. Hal itu untuk menetralkan kekuatan gaib utamanya energi negatif yang ingin 'mengganggu' rangkaian pelaksanaan muktamar.

‎"Yang kita lakukan penyelarasan daya atau menetralisir kemungkinan adanya gangguan energi gaib negatif," kata dia.

Ki Yusuf menegaskan, pada jauh hari sebelumnya, personel di perguruannya juga telah dibekali kekuatan sebelum melaksanakan tugas pengamanan.

"Ada personel kasat mata dan juga personel atau kekuatan tidak kasat mata. Termasuk kekuatan jin muslim dan malaikat. Kekuatan itu, tidak hanya dari tanah Jawa atau Indonesia tetapi dari seluruh jagat semesta, utamanya yang menaruh simpatik," tegas dia.

Bursa Rais Aam

Beberapa nama bermunculan menjadi kandidat ketua umum Tanfidziyah dan Rais Aam atau ketua dewan syuro. Mereka akan dipilih dalam Muktamar ke-33 NU.

‎Sejumlah nama yang muncul untuk menjadi kandidat Ketua Umum Tanfidziyah PBNU‎ di antaranya KH Said Aqil Siradj (Petahana Ketua Umum PBNU), KH Salahuddin Wahid (Pengurus Pesantren Tebuireng), H As'ad Said Ali (Mantan KaBIN).

Sedangkan untuk kandidat Rais Aam, muncul nama KH Mustofa Bisri atau Gus Mus (Pjs Rais Aam PBNU), KH A Hasyim Muzadi, dan KH M Thalhah Hasan.

"Kalau saya dengar, nama-nama beliau itu yang mulai santer dibicarakan," kata Pengurus Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP Ansor) Jawa Timur, Bidang Departemen Pengembangan Pesantren bernama Hady, Kamis 30 Juli 2015.

Forum Musyawarah Nasional Alim Ulama yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebelumnya menyepakati mekanisme pemilihan Rais Aam PBNU dalam Muktamar. Metode yang dipilih ialah melalui musyawarah untuk mufakat oleh ahlul halli wal aqdi tanpa adanya voting.

Ahlul halli wal aqdi merupakan institusi khusus yang berfungsi sebagai badan legislatif yang harus ditaati, berisi orang-orang berpengaruh dalam NU yang dibentuk atas keperluan khusus pula.

Para tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Mahfud MD (tengah), Salahuddin Wahid (kedua dari kiri) dan Malik Madani (kiri) menjadi narasumber dalam diskusi menyambut satu abad NU dan Muktamar NU ke-33 di Jakarta, Senin (30/3/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pimpinan sidang Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama KH Ahmad Ishomuddin mengatakan ahlul halli wal aqdi itu terdiri dari 9 orang dari usulan PCNU dan PWNU se-Indonesia. Nama-nama itu lalu direkap dan dirangking. Sembilan nama pemilik suara terbanyak berhak masuk sebagai ahlul halli wal aqdi.

Dia menegaskan, metode pemilihan rais aam itu secara otomatis akan diterapkan dalam Muktamar NU yang akan dilaksanakan pada Agustus 2015. Hal ini sudah disepakati dalam Forum Musyawarah Nasional Alim Ulama yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Dalam NU, munas merupakan forum permusyawaratan tertinggi kedua setelah muktamar. Dari 34 pengurus wilayah NU sebanyak 27 di antaranya hadir sebagai peserta, ditambah anggota pleno PBNU yang terdiri dari pengurus harian Syuriyah, Tanfidziyah, A’wan, dan Mustasyar, serta Ketua Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom. (Ali/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.