Sukses

Robot: Bermanfaat atau Berpotensi Membunuh Manusia?

Saksikan video wawancara Liputan6.com dengan ahli robot dari University of Melbourne Australia, Denny Oetomo:

Liputan6.com, Jakarta - Robot berawal bahasa Cheko, robota atau executive labour. Istilah itu digunakan kali pertama dalam drama panggung fiksi sains berjudul  R.U.R. (Rosumovi Univerzální Roboti) karya Karel Čapek yang dipentaskan pada 1920.

Sejarah mencatat, peradaban kuno manusia di China, Yunani, dan Mesir bahkan telah mengenal gagasan tentang alat yang bisa bergerak sendiri atau otonom, juga automata -- yang bentuknya menyerupai hewan dan manusia.

Seiring dengan perkembangan zaman, robot banyak membantu manusia, dalam bidang industri, militer. Untuk melakukan pekerjaan sulit dan mengancam nyawa.

Mesin mewakili kita di kedalaman lautan dan angkasa luar, di tempat-tempat yang terlalu ekstrem bagi para keturunan Adam. Dan, robot tak cuma mesin berbungkus logam yang penampakannya mirip manusia.

"Mempelajari robot itu seperti mempelajari teknologi, untuk meningkatkan kualitas kehidupan kita, improving the quality of life. Nggak cuma di pabrik, militer, tapi juga di rumah sakit, tapi juga kehidupan sehari-hari," kata ahli robot dari  University of Melbourne Australia,  Dr Denny Oetomo, kepada presenter Liputan6.com, Adanti Pradita. "Seperti mobil Google yang bisa menyetir sendiri (itu juga robot)."

Bahkan, ilmuwan asal Indonesia itu menambahkan, "Sikat gigi yang ada baterei saja itu juga robotik."

Senior Lecturer di Department of Mechanical Engineering, University of Melbourne, itu kini sedang mengembangkan robot di bidang medis. Salah satunya untuk membantu rehabilitasi pasien-pasien lumpuh pasca-stroke.

Denny juga bergelut dengan mobile manipulation. Dengan konsep ini, robot yang semula cuma bergerak kaku di atas roda bisa bergerak luwes di lingkungan manusia.

“Kalau kita mau robot hidup di lingkungan hidup manusia sehari-hari ya robotnya harus bisa gerak-gerak juga,” tutur dia.

Peraih gelar PhD bidang Mechanical Engineering-Robotics dari National University of Singapore yakin, pada masa depan, robot bakal punya peran penting bagi kehidupan manusia.

Seperti kutipan dalam novel sains fiksi dari Inggris Arthur C Clarke, "Any sufficiently advanced technology is indistinguishable from magic." Kemajuan teknologi tak ada bedanya dengan sihir.

“Semuanya mungkin. 10 ribu tahun lalu orang mau bikin api susahnya minta ampun, mesti dari angkasa ada kilat kena pohon, lalu tercipta api," kata dia. "Mungkin saja 10 ribu tahun yang akan datang, robot seperti apa, saya tak bisa bayangkan,” ucap dia.

Namun, bagaimana dengan pendapat sebagian orang bahwa robot juga punya potensi bahaya: merampas pekerjaan manusia bahkan mencelakakan kita?

Dan benarkah robot atau kecerdasan buatan bisa menghancurkan peradaban manusia? Saksikan video wawancara Liputan6.com dengan ahli robot Indonesia, Denny Oetomo. (Ndy/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.