Sukses

Jokowi Jamu Presiden Turki Makan Malam

"Sabtu besok, Pak JK dengan Presiden Erdogan ada jamuan pagi."

Liputan6.com, Jakarta ‎Presiden Jokowi dijadwalkan menjamu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Ibu Negara Emine Erdogan dalam acara makan malam. Acara tersebut tidak dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah menjelaskan, acara jamuan nanti malam pukul 20.00 WIB di Istana Negara memang khusus antarpresiden. Ia menuturkan saat Jokowi menjamu Perdana Menteri Inggris David Cameron juga tanpa kehadiran JK.

"Malam ini memang khusus Presiden Jokowi dengan tamunya. Itu sudah lazim. Ketika PM Inggris dijamu di Istana juga sama‎," tutur Husain di Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Husain menuturkan, JK akan menjamu Erdogan pada Sabtu 1 Agustus besok. Jamuan akan berlangsung pukul 09.00 WIB.

"Sabtu besok, Pak JK dengan Presiden Erdogan ada jamuan pagi," demikian Husain Abdullah.

Jumatan Bareng JK

Sebelum memenuhi undangan jamuan makan malam Jokowi, Erdogan menunaikan salat Jumat bersama JK di Masjid Istiqlal. Jokowi berhalangan sehingga tak bisa menemani Erdogan. Sudah ada agenda lain yang harus dilakukan Jokowi. Karena itu JK-lah yang bertugas mendampingi Erdogan.

"‎Biasa, kan yang namanya wapres dan presiden itu satu kesatuan kepemimpinan nasional. Jadi kalau misalkan presiden sibuk dengan kesibukan yang lain, ya wapres mendampingi, suatu hal yang biasa-biasa saja‎," tutur Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi.

Diceritakan Yuddy, setelah Jumatan, Erdogan sempat mengagumi kemegahan Masjid Istiqlal yang bisa menampung hingga 200 ribu jemaah itu. "Tentu, Beliau mengagumi masjid ini besar."

Erdogan dalam lawatan di Jakarta meyampaikan kuliah umum di Kantor Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Di sana, ia menggarisbawahi soal masalah keamanan dunia.

"Tentu saja Indonesia tengah berupaya melawan terorisme. Harapan kami Turki bisa bekerja sama dengan Indonesia untuk membasmi terorisme," ucap Erdogan.

Dia juga menggarisbawahi masalah besar yang terjadi di negara Islam dan mayoritas muslim. Dia menilai itu merupakan konflik yang tak kunjung usai. Bahkan pertikaian seperti itu melibatkan sesama umat muslim atau konflik sektarian. Dia sangat menyayangkan konflik-konflik sektarian yang bisa terjadi. Sebab Islam merupakan agama yang mengajarkan toleransi.

"Toleransi adalah keharusan dan bisa menjadi solusi dari masalah-masalah yang ada. Islam memang mengajarkan umatnya untuk melindungi agamanya, tetapi menolak terorisme," tegas Erdogan. (Alv/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini