Sukses

Antisipasi Ancaman Kekeringan, Jokowi Gelar Rapat Terbatas

Jokowi juga meminta pelaku yang sengaja membakar lahan atau hutan ditangkap dan diadili.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas mengenai dampak El Nino pada kekeringan dan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kantor Presiden, ‎Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Jokowi meminta para menterinya cepat tanggap menghadapi fenomena dampak El Nino yang melanda Indonesia.

"Agar mewaspadai sekaligus menyiapkan langkah-langkah antisipasi masa kekeringan panjang sebagai dampak El Nino, terutama terhadap pertanian, perikanan, dan hutan maupun lahan," ujar Presiden Jokowi, Jumat (31/7/2015)

Selain meminta laporan terkini kepada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tentang El Nino serta dampaknya secara nasional, Presiden juga meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk betul-betul mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Indonesia.

‎"Catatan saya, setidaknya ada 10 wilayah yang menjadi langganan kebakaran hutan yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimatan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara," ucap dia.

Jokowi meminta agar pemerintah bertindak cepat dan tanggap, khususnya kalau ada titik api yang kecil, harus segera dipadamkan. "Tidak boleh menunggu api membesar yang bisa mengakibatkan bencana," tegas dia.

Tangkap Pembakar Hutan

Jokowi juga meminta pelaku yang sengaja membakar lahan atau hutan ditangkap dan diadili. Menurut dia, 99 persen kasus kebakaran hutan dan lahan merupakan hasil perbuatan manusia.

Mantan Walikota Solo ini menyatakan tidak ingin mendengar tahun depan ada kebakaran hutan atau lahan lagi.

Jokowi juga memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian melakukan langkah-langkah penyelamatan maksimal yang bisa dilakukan pemerintah terhadap petani yang mengalami gagal panen atau gagal tanam akibat musim kemarau berkepanjangan.

‎Perintah yang sama juga diberikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). Meskipun pada beberapa kasus El Nino berdampak positif karena mendatangkan panen ikan berlimpah, tapi dampak angin kencang juga bisa merugikan nelayan karena mereka tak bisa melaut.

Sedangkan kepada Menteri BUMN dan Dirut Bulog, selain meminta laporan tentang pengaturan dan distribusi komoditas kebutuhan pokok, Jokowi juga memerintahkan agar  operasi pasar tetap dijalankan.

"Ini untuk mengantisipasi munculnya spekulan penimbun kebutuhan pokok yang bisa mengakibatkan harga melonjak dengan memanfaatkan kelangkaan pangan," ucap Presiden.

Jokowi juga memerintahkan Menteri Dalam Negeri berkoordinasi dengan para gubernur, terutama di provinsi yang rawan kebakaran hutan dan mengalami kekeringan panjang, untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat meminimalisasi dampak El Nino.

El Nino

Sawah Kekeringan (Liputan6.com/Johan Tallo)

El Nino merupakan suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature-SST) di Samudra Pasifik sekitar khatulistiwa, khususnya di bagian tengah dan timur di sekitar pantai Peru.

Karena lautan dan atmosfer adalah 2 sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang berakibat terjadinya penyimpangan iklim.

Musim kemarau yang  panjang di beberapa wilayah Indonesia, terutama di sebelah selatan Katulistiwa pada 2015 diduga merupakan dampak dari fenomena El Nino yang telah mencapai level moderat. Keadaan ini diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai Desember 2015.

Fenomena kekeringan panjang ini sudah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti Jawa, Sulawesi Selatan, Lampung, Bali, NTB dan NTT. Dari Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan BMKG, wilayah-wilayah tersebut sudah mengalami kekeringan sejak Mei 2015. (Mvi/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.