Sukses

Eks Presiden India 'Man Missile' Tutup Usia

Rencananya, jenazah mantan profesor itu akan diterbangkan ke New Delhi pada Selasa 28 Juli untuk dimakamkan.

Liputan6.com, New Delhi - Kabar duka datang dari India. Mantan presidennya, Avul Pakir Jainulabdeen (APJ) Abdul Kalam tutup usia. Ia menghembuskan napas terakhir pada usia 83 tahun.

Kalam wafat pada Senin 27 Juli 2015 waktu setempat, setelah pingsan saat memberikan kuliah ilmiah. Pemerintah India pun menyatakan 7 hari berkabung nasional.

Rencananya, jenazah mantan profesor itu diterbangkan ke New Delhi pada Selasa 28 Juli untuk dimakamkan.

"Kematiannya adalah kerugian besar bagi komunitas ilmiah. Dia membuat India berkembang pesat. Dia yang membuka jalannya," kata Perdana Menteri Narendra Modi seperti dikutip dari BBC, Selasa (28/7/2015).

Presiden India Pranab Mukherjee mengatakan, "Kalam akan diingat untuk semangatnya kepada dunia ilmu pengetahuan dan inovasi serta kontribusinya sebagai ilmuwan terkemuka, administrator, pendidik dan penulis."

APJ Abdul Kalam lahir pada 1931 dalam sebuah keluarga kelas menengah di Rameshwaram, sebuah kota yang terkenal untuk tempat-tempat suci Hindu di negara bagian selatan Tamil Nadu. Ia menjabat sebagai presiden ke-11 India dari 2002 sampai 2007.

Ayahnya memiliki perahu yang disewakan kepada nelayan setempat, tetapi Kalam justru memulai karirnya sebagai penjual koran.

Kalam kemudian mendapatkan gelar di bidang teknik aeronautika dari lembaga teknologi di Chennai (Madras). Ia lalu bergabung dengan Vikram Sarabhai Space Centre di negara tetangga Kerala pada tahun 1960, sebagai salah satu dari tiga insinyur pertama.

Dia memainkan peran utama dalam evolusi pusat untuk pusat utama penelitian ruang angkasa di India, membantu mengembangkan kendaraan peluncur satelit pertama di negara itu. Ia juga bekerja untuk Pertahanan Penelitian dan Pengembangan Organisasi dan India Antariksa Lembaga Penelitian.

Sosoknya kemudian dikenal sebagai 'Man Missile', setelah merintis program rudal militer negara itu. Ilmuwan India memujinya, menyebut Kalam sebagai ayah dari bom nuklir India dan sistem pengiriman rudal.

Dia juga memainkan peran kunci ketika India diuji senjata nuklir pada 1998.

Mantan presiden itu begitu bangga dengan kesuksesannya yang berlatar pendidikan India. Ia senang menggambarkan dirinya sebagai 'Made in India' karena tidak pernah dilatih di luar negeri. (Tnt/Bob)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.