Sukses

48 Capim KPK Diisolasi agar Tangguh Hadapi Tekanan

Sebab, tantangan yang akan dihadapi pimpinan KPK ke depan akan terus berubah dan lebih besar.

Liputan6.com, Jakarta - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) melakukan tes tahap III atau tes profile assessment terhadap 48 calon. Dalam tes kepribadian ini, para calon dilarang 'berinteraksi' dari dunia luar yang tak berkepentingan dalam waktu tertentu atau diisolasi selama 2 hari.

Mengenai hal itu, anggota Pansel Capim KPK Supra Wimbarti mengatakan, ada tujuan kenapa 48 calon dilarang seperti itu.

"Kenapa dikonsinyasi secara penuh? Karena kita ingin tes 2 hal," ucap Supra di sela-sela tes profile assessment di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Kesehatan, Jalan Hang Jebat Raya, Jakarta Selatan, Senin (27/7/2015).

Menurut Supra, pertama, tantangan yang akan dihadapi pimpinan KPK ke depan akan terus berubah dan lebih besar dari hari ini. Apalagi, dalam kurun beberapa tahun terakhir, lembaga superbody itu diguncang 'badai' besar karena sejumlah pimpinannya tersandung‎ kasus pidana.

"Tantangan pimpinan KPK ke depan itu ternyata berubah, bergeser, makin besar," ujar dia.

Uji Kemampuan dan Ketahanan

Karena itu, Supra menambahkan, dengan tes ini Pansel Capim KPK ingin melihat sejauh mana kemampuan dan ketahanan calon dalam menghadapi tekanan-tekanan yang skalanya dari kecil sampai tak terkira. Sehingga, nantinya akan dapat dilihat siapa-siapa yang cocok membawa perahu antikorupsi‎ bernama KPK itu ke depan dan 'tahan banting'.

"Kita mendesain tes ini untuk menilik kemampuan mereka jadi pimpinan KPK ke depan. Sehingga, kepribadian mereka yang sudah ada, apakah cocok atau tidak. Mana yang tahan stres, yang tidak agresif kepada teman wartawan atau kolega atau pihak lain di luar KPK. Nah kita ingin lihat itu," papar Supra.

Kemudian, Pansel juga akan melihat sejauh mana daya tahan tubuh mereka dalam bekerja. Mengingat, tugas pimpinan KPK bisa sangat berat. Terutama dalam menangani kasus-kasus besar‎, bisa sampai 24 jam bekerja.

"Pimpinan KPK tugasnya sangat berat. Untuk kasus-kasus tertentu bahkan bisa 24 jam. Maka kita ingin melihat endurance mereka. Jadi kemampuan tubuh ini (akan dilihat) untuk menghadapi permasalahan, sehingga sampel tubuhnya ingin kita lihat.

Supra menjelaskan, biasanya dalam keadaan normal tingkat kestresan ataupun daya‎ tahan tubuh tidak akan terlihat. Dengan tes seperti ini yang mana harus diisolasi, maka akan terlihat aslinya para calon.

"Terkadang tidak terlihat di dunia normal. Tapi, begitu ada pemantiknya, kasus misalnya yang sangat stressfull, maka keasliannya akan terlihat. Nah itu keaslian terdalam itu akan kita lihat apakah bisa bekerja normal dan berpikir jernih," kata dia.

Uji Kecerdasan dan Perilaku

Selain itu, dalam tes ini Pansel juga akan melihat sejauh mana tingkat kecerdasan para calon. Terutama dalam menangani kasus-kasus, apakah dilakukan secara tepat dan cepat atau tidak.

"Kemudian, dalam dua hari ini juga akan kita lihat sampel perilaku mereka. Kita berikan stimulus persoalannya, sehingga keluar sampel perilaku. Sehingga kalau nanti dunia kerja, kita bisa tahu tanggapan mereka," ucap Supra.

Adapun, dalam tes profile assessment ini belum diketahui berapa orang yang akan dipilih dari 48 calon tersebut. Tapi yang pasti mereka yang lolos setelah ini akan me‎lakukan tes kesehatan dan selanjutnya tes wawancara.

Setelah itu, Pansel akan memilih 8 orang untuk diserahkan ke Presiden Jokowi yang selanjutnya akan mengikuti fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR. DPR nantinya akan menguji 8 nama tersebut bersamaan dengan 2 nama Capim KPK yang pada tahun lalu sudah lolos dalam proses seleksi terpisah, yakni Busyro Muqqodas dan Robi Arya Brata. (Ans/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini