Sukses

Bogor Kekeringan, Katulampa Hanya Aliri 100 Liter Air per Detik

Kekeringan yang melanda wilayah Bogor dalam 2 bulan terakhir membuat debit air di Bendung Katulampa menurun signifikan.

Liputan6.com, Jakarta - Kekeringan yang melanda wilayah Bogor dalam 2 bulan terakhir membuat debit air di Bendung Katulampa menurun signifikan. Debit air yang mengalir hanya 100 liter perdetiknya.

Pantauan Liputan6.com, Senin (27/7/2015), di Bendung yang terletak di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor tersebut, terlihat kondisi debit air yang mengaliri Sungai Ciliwung sangat sedikit. Kini terlihat sangat jelas bebatuan besar serta beton pemecah arus yang berada di dasar Sungai Ciliwung dari atas posko pemantau Bendung Katulampa.

Selain itu parameter pengukur debit air yang ada di bawah jembatan Bendung Katulampa juga menunjukan angka nol pada debit air yang mengalir. Kepala Posko Bendung Katulampa, Andi Sudirman mengatakan penurunan debit air secara drastis ini sudah terjadi sejak awal pertengahan bulan Juni lalu.

"Saat ini, untuk aliran Sungai Ciliwung yang mengalir melalui Bendung Katulampa hanya 100 liter air per detik. Sedangkan untuk saluran irigasi kita aliri 1.900 liter per detik," jelas Andi di Posko Bendung Katulampa, Senin (27/7/2015).

Biasanya, lanjut Andi, bila dalam cuaca normal, debit air yang mengalir, hingga 4 ribu liter per detiknya. Bahkan, dalam musim hujan debit diatas 50 ribu liter per detik. Untuk mengantisipasi kekeringan ini, ia melakukan sistem pola bergilir.

"Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan ekosistem di Sungai Ciliwung dan juga untuk bisa tetap mengairi sawah pertanian. Kita koordinasi dengan Pemkot Bogor dan PDAM selama melakukan pola bergilir ini," ungkap dia.

Ia menuturkan, kekeringan terparah pernah terjadi pada tahun 1997, di mana debit air yang mengalir dari hulu Sungai Ciliwung hanya 1.000 liter air per detik. "Tahun ini memang yang terparah," tegas Andi.

Untuk, itu ia terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) serta dinas terkait untuk mengantisipasi kekeringan parah. (Bim/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini