Sukses

Tujuan Program Penumbuhan Budi Pekerti ‎Menteri Anies

Program PBP memiliki sejumlah implementasi kegiatan. Salah satunya adalah dengan digalakkannya kembali upacara bendera setiap Senin.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan meluncurkan program Penumbuhan ‎Budi Pekerti (PBP) kepada seluruh siswa tingkat dasar dan menengah. Program itu mulai berlaku sejak tahun ajaran 2015-2016 ini.

Kepada siswa, guru, dan orangtua, ‎Menteri Anies menjelaskan pentingnya menumbuhkan budi pekerti siswa di sekolah. Ia berharap, sekolah bisa menjadi tempat atau lingkungan yang mampu menumbuhkan karakter positif bagi peserta didik.

"Jadi kita ingin bangun sekolah yang menumbuhkan budi pekerti. Jangan sebut menanamkan budi pekerti. Karena menanamkan dan menumbuhkan beda sekali maknanya," ucap Anies saat meninjau hari pertama masuk sekolah di SDN 01 dan 06 Pagi, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (27/7/2015).

Anies mengatakan, menumbuhkan berarti menyiapkan satu lingkungan ‎yang memungkinkan anak-anak didik tumbuh budi pekertinya. Bukan sekedar menancapkan atau menanamkan budi pekerti dari luar lingkungan sekolah.

"Ditumbuhkan itu dimulai dari diajarkan, dibiasakan, dikonsistenkan, lalu jadi kebiasaan. Kalau sudah menjadi kebiasaan, maka insya Allah akan menjadi kebudayaan yang baik pula," terang dia.

Para orangtua menunggui anaknya yang sedang belajar di SDN Pasar Baru 05, Jakarta, Senin (27/7/2015).  (Liputan6.com/ Faizal Fanani)

Dalam program ini‎, bukan hanya guru yang dituntut mampu menumbuhkan budi pekerti anak didik. Para orangtua siswa juga diminta berperan aktif sejak anaknya didaftarkan hingga lulus sekolah.

‎‎"Seringkali orangtua hanya hadir saat anaknya wisuda. Jarang yang berperan aktif sejak anak mulai sekolah. Makanya saya sangat mengapresiasi ibu-ibu yang hari ini mau mengantarkan anaknya sekolah," ucap Anies.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga meminta agar orangtua siswa menjalin hubungan lebih dekat dengan para tenaga pendidik. Tujuannya, agar mereka mampu mengetahui perkembangan anaknya selama di sekolah.

"Kepada para orangtua, temui kepala sekolahnya, temui gurunya, kenali wali kelasnya. Jaga hubungan dengan mereka, karena anak-anak kita titipkan kepada para guru," imbau dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Implementasi Program PBP

Implementasi Program PBP

Menteri Anies menjelaskan, program PBP memiliki sejumlah implementasi kegiatan. Salah satunya adalah dengan digalakkannya kembali upacara bendera setiap Senin. Kegiatan ini wajib bagi seluruh sekolah di Indonesia.

"Mulai tahun ini kita minta seluruh sekolah melaksanakan upacara tiap hari Senin. Kepala sekolah agar memberikan arahan setiap Minggu. Ini bukan sekedar seremoni, tapi juga momentum untuk berinteraksi," kata Anies.

Selain itu, upacara juga bisa dijadikan momentum untuk belajar kepemimpinan bagi para siswa. Dengan ditunjuk petugas upacara dari siswa secara bergiliran, otomatis telah mendidik jiwa kepemimpinan mereka.

‎"Kalau ada tugas dari bapak atau ibu guru, misal menjadi pemimpin upacara, berebutlah. Bapak-ibu guru, pastikan semua anak-anak dapat kesempatan berlatih memimpin dan dipimpin," pesan Anies kepada siswa dan guru.

Hari pertama masuk sekolah (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain upacara, kebiasaan baik lain yang perlu ditumbuhkan adalah jam olahraga. Setiap sekolah diminta meluangkan satu hari untuk kegiatan berolahraga bersama siswa-siswanya.

"Terserah mau olahraga apa. Atau mau senam juga terserah gaya apa. Yang penting kesehatan kita diperhatikan. Makanya olahraga harus dibiasakan," tutur dia.

Anies juga meminta agar sebelum mulai belajar, para siswa dibiasakan diberi waktu 15 menit untuk membaca. Langkah itu untuk meningkatkan minat anak didik dalam membaca.

‎"Harus dibiasakan juga membaca doa sebelum dan sesudah belajar. Kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu‎ nasional lainnya juga setiap upacara," pungkas Anies. (Mvi/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.