Sukses

27-7-1996: Bom Guncang Olimpiade Atlanta Amerika

Sebanyak dua orang tewas dan sekitar 111 orang lainnya terluka dalam kejadian itu.

Liputan6.com, Atlanta - 19 tahun silam, atau 27 Juli 1996, ledakan bom mengguncang area pesta olahraga dunia, olimpiade, yang diselenggerakan di Kota Atlanta, negara bagian Georgia, Amerika Serikat.

Sebanyak 2 orang tewas dan sekitar 111 orang lainnya terluka. 2 Korban meninggal adalah seorang wanita bernama Alice Hawthorne dan seorang juru kamera yang mengembuskan napas terakhir di lokasi setelah didera serangan jantung.

Ledakan terjadi dalam sebuah konser yang diisi band Jack Mack and the Heart Attack. Bom meledak sesaat setelah grup musik tersebut menyanyikan sebuah lagu. Lokasi ledakan begitu ramai, di mana hampir setiap siang dan malam, ada sekitar 100 ribu orang yang mengunjunginya untuk sekadar mendengarkan musik atau berbelanja suvenir Olimpiade.

Ratusan orang ketika itu berteriak sambil berlarian ketakutan usai ledakan menggelegar. Menurut saksi mata, banyak orang di sekitar lokasi yang tumbang dan bergelimpangan di jalan. Petugas keamanan dan polisi setempat turun tangan dan mengamankan lokasi. Pusat informasi dan spot utama olimpiade lainnya juga dikosongkan, demi mengantisipasi kemungkinan serangan bom susulan.

Kepolisian Atlanta mengatakan pihaknya sempat mendapat telepon ancaman bom dari seorang pria. Lelaki misterius itu mendeskripsikan lokasi target serangan. Namun kejadian begitu cepat, sehingga polisi belum sempat menemukan dan mengamankan lokasi yang dimaksud.

Aparat mulai menyelidiki kasus ini, termasuk memburu si pelaku. Dari suara telepon ancaman bom, polisi menduga pelaku adalah seorang pria berkulit putih berdarah asli Amerika Serikat.

Presiden Amerika Serikat kala itu, Bill Clinton, bereaksi keras dan mengutuk pelaku pengeboman. Dia menegaskan kepada dunia bahwa negaranya tetap aman dari tindakan terorisme.

"Aksi teror biadab ini jelas mencoba meruntuhkan semangat demokrasi Amerika Serikat," tegas Clinton dalam konferensi pers untuk mengumumkan sistem keamanan baru AS, seperti dimuat BBC on This Day. "Kami tak bisa membiarkan hal ini. Kami tak akan membiarkan teror menang. Dan ini tidak dibenarkan di Amerika," imbuh dia.

Meski demikian, serangan bom ini tak membuat pengunjung dari berbagai belahan dunia urung melanjutkan kunjungannya untuk melihat pertandingan olahraga, seperti tinju, balap lari, dan menyelam. Banyak orang dilaporkan tetap datang demi meramaikan perhelatan olahraga ini.

Pada penyelidikan awal, Biro Investigasi Federal AS (FBI) menengarai seorang petugas keamanan sebagai tersangka pengeboman, yakni Richard Jewell. Namun ia kemudian dinyatakan bersih dari tudingan.

Pelaku sebenarnya akhirnya terkuak, yakni seorang pria bernama Eric Rudolph. Dia diketahui sebagai pengebom olimpiade berdasarkan kesaksian sepasang kekasih yang mengaku menjual bahah peledak kepada Rudolph.

Rudolph ditangkap pada Mei 2003 dan mulai disidang pada Juli 2004. Pada April 2005, ia mengaku perbuatanya dan dijatuhi hukuman mati. Namun pada akhirnya hukuman diperingan menjadi empat kali penjara seumur hidup tahun tanpa grasi.

Sejarah lain mencatat pada 27 Juli 1949, uji coba penerbangan perdana de Havilland Comet, pesawat bertenaga jet pertama berhasil dilakukan.

Pada tanggal yang sama tahun 1953, Perang Korea berakhir. Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Syngman Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut. (Ali/Nda)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.