Sukses

Rekaman Jatuhnya MH17 Perlihatkan Tentara Jarah Barang Terpopuler

Ada juga berita populer M Nazaruddin yang menjadi satu-satunya napi korupsi mendapat remisi Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - Malaysia Airlines MH17 jatuh pada 17 Juli 2014 lalu. Penyebab jatuhnya pesawat hingga kini masih menjadi misteri, namun belakangan ini disebut-sebut akibat penembakan kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina.

Baru-baru ini, sebuah video yang baru dirilis memperlihatkan situasi saat pesawat Malaysia Airlines MH17 baru saja terjatuh. Rekaman itu mengungkapkan kelompok separatis pro-Rusia mengobrak-abrik barang-barang penumpang yang tewas. Berita tersebut paling banyak disorot pembaca Liputan6.com, atau terpopuler.

Selain berita terpopuler, ada berita populer terkait update berita penikaman anggota Kostrad di Sulsel, di mana sang pembunuh menyerahakn diri kepada pihak berwenang. Ada juga M Nazaruddin yang menjadi satu-satunya napi korupsi mendapat remisi Lebaran.

Berita selengkapnya dapat disimak dalam Top 5 News beritkut;

1. Rekaman Jatuhnya MH17 Perlihatkan Tentara Jarah Barang Penumpang

Sebuah video yang baru dirilis memperlihatkan situasi saat dari pesawat Malaysia Airlines MH17 baru saja ditembak jatuh pada 17 Juli 2014 lalu. Rekaman itu mengungkapkan kelompok separatis pro-Rusia mengobrak-abrik barang-barang penumpang yang tewas.

Seperti seorang berpakaian loreng yang berbicara dalam bahasa campuran Rusia dan Ukraina. Terdengar kalau dia bertanya tentang sisa-sisa dari pesawat pembom Sukhoi.

"Itu dia, itu adalah pesawat penumpang," ujar yang lain merespons pertanyaan itu seperti dikutip The Guardian, Jumat (17/7/2015).
Selengkapnya...

2. Pelaku Penikam Anggota Kostrad di Sulsel Serahkan Diri?

Pelaku penikaman anggota Brigif 3 Kostrad Kariango, Kabupaten Maros, Pratu Hasbi alias Apping alias Asvin dikabarkan menyerahkan diri. Berdasar informasi, pelaku menyerah pada Kamis 16 Juli 2015.

‎Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Kombes Frans Barung Mangera, belum mau blak-blakan soal ini. Dia hanya berjanji akan menyampaikan perkembangan kasus ini ke publik tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Selengkapnya...

3. Terkait Komisioner KY, Badrodin Pasang Badan untuk Buwas

Bareskrim Polri menetapkan Ketua Komisi Yudisial (KY) Suparman Marzuki dan Komisioner KY Taufiqurrohman Syahuri sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik. ‎Keputusan Bareskrim yang dinilai kilat dalam merespon laporan hakim Sarpin itu ditentang oleh berbagai pihak karena dianggap sebagai bentuk kriminalisasi terhadap 2 komisioner KY.

Langkah Bareskrim mendapatkan pembelaan dari pucuk pimpinan tertinggi Polri, Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Menurut dia, penetapan status tersangka 2 komisioner KY itu sudah tepat dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.

Selengkapnya...

4. 17-7-2014: Setahun Tragedi Malaysia Airlines MH17 Dirudal Ukraina

Boom... Ledakan di langit Ukraina Timur, tepatnya di antara kawasan Krasni Luch, Luhansk dan Shakhtarsk, dekat Donetsk terjadi setahun lalu hari ini. Asap hitam pekat pun membumbung di udara, ketika potongan-potongan logam bertebaran di sekitarnya. (Baca: Kesaksian Horor Warga Ukraina Sesaat Setelah Pesawat MH17 Meledak)

"Saya awalnya mendengar suara ledakan dan sedikit ada getaran. Kemudian benda-benda mulai berjatuhan," cerita Irina, seorang warga yang bersaksi atas tragedi MH17, seperti dimuat Reuters edisi 19 Juli 2014.

Selengkapnya...

5. M Nazaruddin Satu-satunya Napi Korupsi Dapat Remisi

 Lebaran 2015 mendatangkan berkah bagi mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Terpidana korupsi kasus Wisma Atlet itu mendapatkan pengurangan masa tahanan atau remisi selama 1 bulan.

"Nazaruddin mendapatkan remisi 1 bulan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mamun saat dihubungi di Jakarta, Jumat (17/7/2015).

Nazaruddin saat ini tengah menjalani hukuman pidana penjara selama 7 tahun di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung, Jawa Barat. Menurut Mamun, Nazaruddin adalah satu-satunya napi kasus korupsi yang mendapatkan remisi karena pengajuannya sudah dilakukan setahun lalu.

Selengkapnya...

 

(Rmn/Mar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.