Sukses

18-7-1984: Pembantaian di McDonald's AS

Secara membabi buta, Huberty melepaskan tembakan ke arah pengunjung resotaran.

Liputan6.com, California - James Oliver Huberty, nama tersebut terdengar begitu asing di Tanah Air. Tetapi, di Negeri Paman Sam, pria ini telah menorehkan catatan kriminal hitam yang sulit dilupakan.

"Saya mau berburu, berburu manusia," ucap Huberty kepada istrinya, pada 18 Juli 1984 pagi waktu setempat.

Setelah kalimat itu keluar, Huberty berjalan menuju ke restoran cepat saji McDonald's di dekat perbatasan AS-Meksiko, tepatnya San Ysidro, California. Di sana bukan makanan yang dicari, tapi dia melancarkan aksi yang sangat keji.

Secara membabi buta, Huberty melepaskan tembakan ke arah pengunjung resotaran. Dalam 10 menit pertama, 20 orang meregang nyawa akibat terkena timah panas yang berasal dari sejata dia.

Parahnya lagi, 4 dari 20 korbannya, ditembak saat mencoba kabur. Kala keadaan begitu mencekam, seorang pegawai McDonald's menuju lantai bawah tanah, segera menelpon pihak berwenang.

Tak begitu lama, pasukan elite tim SWAT datang ke tempat kejadian, dan sukses melumpuhkan Huberty. Pria ini ditembak mati di tempat.

"Saya mohon pada Tuhan agar tidak pernah melihat kejadian ini lagi," ucap Kepala Polisi Daerah San Diego, William Kolender sesaat setelah Huberty tewas, seperti dikutip History Channel, Sabtu 17 Juli 2015.

Sampai detik ini motif serangan Huberty masih samar. Namun menurut orang terdekatnya, mental pria tersebut bermasalah.

Pada tahun sebelumnya, Huberty dipecat dari pekerjaanya. Setelah menerima kenyataan pahit itu, dia membawa keluarganya ke San Diego.

Namun, nasib sial tak berhenti sampai di situ saja. Huberty kembali dipecat dari pekerjaannya.

Selain itu, Huberty diduga punya minat tersendiri terhadap senjata api. Dia mengeloksi beberapa pujuk senjata yang disimpan di bawah tempat tidurnya.

Di samping peristiwa pembantaian di McDonald, pada tanggal yang sama pada 1918, mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela lahir ke dunia.

Nama Mandela bukan hanya tersohor di negaranya. Akibat perjuanganya melawan politik perbedaan warna kulit, Presiden Afsel dikagumi oleh hampir seluruh warga dunia.

Tak hanya itu, pada 17 Juli 1951, Mantan Perdana Menteri Belgia Elio Di Ruppo juga lahir ke dunia. Berbeda dengan Mandela, Elio dikenal karena pengakuan sebagai penyuka sesama jenis semasa ia menjabat sebagai Perdana Menteri. (Ger/Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.