Sukses

Staf Pembukuan Nazi Dihukum 4 Tahun Penjara

Lansia berusia 94 tahun divonis 4 tahun penjara atas peran kecilnya di kamp Auschwitz.

Liputan6.com, Leuneburg - Oskar Groening, pegawai pembukuan di kamp Auschwitz harus menghabiskan masa tua di penjara selama 4 tahun.  Pengadilan di Jerman memutuskan ia bersalah karena telah terlibat pembunuhan terhadap 300 ribu warga Yahudi.

Pria berusia 94 tahun ini bertanggung jawab karena telah mencatat barang-barang yang dimiliki para tahanan dan mengakui "kesalahan moral" yang dilakukannya.

Para pengacaranya mengatakan Oskar sama sekali tidak membantu genosida, namun jaksa berkata lain. Ia dianggap membantu kamp tersebut berjalan lancar, seperti dikutip dari BBC.

Banyak pengamat yang mempertanyakan apakah ia perlu dipenjara melihat usianya yang renta. Oskar menjadi salah satu anggota Nazi yang dibawa ke pengadilan.

Pengadilan digelar di kota Leuneburg, utara Jerman, mendengarkan kesaksian dari para orang yang berhasil selamat dari kamp kematian.

Kasus ini bergulir ketika pertanyaan muncul apakah orang-orang dengan peran sangat kecil dianggap sebagai bagian dari genosida. Apalagi dia sama sekali tidak melakukan pembunuhan.

Pegawai Nazi Oskar Oskar Groening di Usia Muda. (BBC)

Semula Oskar membuka perannya dalam sebuah diskusi dan interview dengan BBC  pada 2005. Ia mengatakan harus menjadi berbicara atas nama mereka yang menolak Holocaust. "Saya melihat ruang gas, saya liat ruang pembakaran,"katanya pada BBC pada 2005 di film dokumenter tentang Auschwitz.

Ia melanjutkan, "Saya berada di lokasi ketika seleksi (masuk ruangan gas) berlangsung."

Oskar lahir di Saxoni, Jerman, pada 1921. Ibunya meninggal saat ia berusia 4 tahun. Oskar kecil dibesarkan oleh ayah yang nasionalis.

Oskar muda bergabung dengan Sthalhem Youth pada 1930, lalu bergabung dengan Hitler Youth. Ia mengaku ia pernah membakar buku-buku yang ditulis oleh Yahudi saat ia bergabung dengan Nazi.

Belajar pembukuan bank di usia 17 tahun, Oscar mengikuti jejak kakeknya sebagai milter dan bergabung dengan pasukan elit Jerman dan bekerja di Kamp Auschwitz di usia 21 tahun.

Selama 2 tahun ia bekerja menghitung barang-barang dan uang yang diambil dari tas Yahudi yang dibunuh dan mengirim semua ke komandan SS di Berlin. Ia juga mengawasi tas dari para tawanan yang datang ke kamp tersebut.

Namun, saat perang berakhir  ia dilepas dari penjara inggris. Tak pernah sedikit pun dari mulutnya tentang perannya di Auschwitz. Ia pun hidup normal, seperti layaknya kaum kelas menengah bekerja di pabrik gelas sampai pensiun.

"Saya tidak bersalah"

 Bagaimanapun, Oskar mengatakan ia tidak secara langsung terlibat dalam pembunuhan. Dia mendeskripsikan dirinya sebagai "mur kecil dari sebuah mesin."

"Kalau kalian mendeskripsikan itu sebuah kesalahan, iya saya bersalah. Tapi saya melakukan itu bukan atas kemauan saya. Secara hukum, saya tidak bersalah," katanya dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 2005.

Ia menyaksikan seorang rekan prajuritnya membunuh bayi dengan kejam dan bagaimana rekan-rekannya memperlakukan para tahanan. Hal itu menghantui seumur hidupnya.

Tapi saat itu dia percaya, membunuh Yahudi-- termasuk anak-anak-- adalah hal benar untuk dilakukan. "Kamu diyakinkan bawah kamu telah dikhianati dan ada konspirasi besar bahwa Yahudi menentang kamu," katanya.

Sejarawan Laurence Rees mengatakan pengalaman Oskar di Auschwitz sungguh aneh. Menurutnya, Oskar melindungi diri sendiri dari tanggung jawabnya dengan perannya ikut Nazi karena keluarga dan propaganda. Oscar tidak pernah klaim kalau hal yang ia lakukan adalah karena ia mengikuti perintah.

"Dia melakukan pekerjaan di kamp itu bukan karena perintah melainkan karena program itu benar." Lebih dari 1 juta orang, kebanyakan Yahudi dari Eropa meninggal pada 1940 dan 1945 di Kamp Auschwitz. (Rie/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini