Sukses

Menag: Kuota Haji 2015 Indonesia Bakal Kembali Normal

Kuota normal jemaah haji Indonesia, yakni berjumlah 211 ribu orang.

Liputan6.com, Jakarta - Kuota haji Indonesia diperkirakan bakal kembali normal tahun ini. Raja dan jajaran Arab Saudi berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan perluasan Masjidil Haram sebelum musim haji tahun depan.

Hal ini diungkapkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai menemui Menteri Haji Arab Saudi Bandar Muhammad Hajar di Arab Saudi pada 13 Juli 2015 lalu.

"Saya mendapati komitmen yang amat kuat bahwa Raja dan seluruh jajaran Pemerintah Arab Saudi bertekad tuntaskan pembangunan perluasan Masjidil Haram sebelum Musim Haji 2016," kata Menteri Lukman dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Rabu (15/7/2015).

"Kuota Haji 2016 akan dikembalikan normal."

Dia mengatakan, kuota normal jemaah haji Indonesia, yakni berjumlah 211 ribu orang. Jumlah itu terdiri dari 194 ribu kuota jemaah haji reguler dan 17 ribu kuota jemaah haji khusus.

Karena ada kebijakan pemotongan kuota sebesar 20% untuk seluruh negara pengirim jemaah haji, sejak tahun 2013 kuota jamaah haji Indonesia menjadi 168 ribu. Jumlah itu terdiri dari 155.200 kuota haji reguler dan 13.600 kuota haji khusus.

Sehubungan dengan selesainya perluasan Masjidil Haram, kuota jamaah haji Indonesia akan kembali menjadi 211 ribu pada musim haji 2016.

Selain itu, sambung dia, Menteri Haji Arab Saudi juga berjanji bakal meningkatkan daya tampung tempat tawaf.

"Tempat tawaf yang saat ini hanya mampu menampung 48 ribu jemaah perjam, tahun depan akan menjadi 150 ribu jamaah perjam. Perluasan itu demi untuk kenyamanan jemaah," ujar dia.

Selanjutnya: Minta Bus Baru...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Bus Baru

Minta Bus Baru

Sementara itu Lukman juga meminta Menteri Haji Arab Saudi menyediakan bus baru rute Madinah-Mekah untuk jemaah haji Indonesia. Permintaan ini disampaikan terkait dengan Naqabah -- asosiasi transportasi haji sebagai instansi yang mengatur 20 perusahaan bus.

Setelah menyelesaikan ibadah arbain di Madinah, jemaah haji Indonesia gelombang pertama akan bertolak ke Mekah dengan menggunakan bus antarkota yang disediakan oleh Naqabah. Demikian juga dengan jemaah gelombang kedua yang telah menyelesaikan puncak haji di Mekah.

Mereka akan diantar dengan bus antarkota menuju Madinah untuk menjalankan arbain di Masjid Nabawi. Penyediaan bus antarkota ini diatur oleh Naqabah sebagai instansi yang mengatur 20 perusahaan bus. Caranya, biasanya dengan  mengundi penggunaan bus bagi setiap negara, dan sayangnya masih ada beberapa perusahaan yang menggunakan bus tua.

"Menteri Haji bersedia mengupayakan permintaan ini bisa terwujud," tutur dia.

Selain itu, Lukman juga meminta agar jemaah haji Indonesia tidak lagi ditempatkan pada wilayah perluasan Mina pada saat prosesi mabit di Mina. Hal ini disampaikan Menag mengingat jarak kawasan perluasan Mina yang terlalu jauh dari Jamarat.

"Terhadap permintaan agar tak lagi ada jEmaah kita yang ditempatkan di perluasan Mina, karena jauhnya jarak ke Jamarat, Menteri Haji sulit memenuhinya," ujar dia.

Bandar Muhammad Hajar beralasan bahwa kapasitas Mina hanya 1.450.000 orang. Sementara jemaah dunia mencapai lebih dari 2 juta. Karena itu sekitar 6 maktab atau 18 ribu jemaah bakal ditempatkan di perluasan Mina.

"Karena tidak terhindarkan, saya meminta agar Muassasah (lembaga swasta di bawah Kementerian Haji Saudi Arabia) menyediakan bus untuk mengangkut jemaah dari Jamarat. Permintaan tersebut benar-benar akan diperhatikan," tutur dia.

Dalam kesempatan pertemuan itu, lanjut dia, dirinya juga berhasil meyakinkan pemerintah Arab Saudi agar 50% jamaah haji Indonesia bisa mendarat di Jeddah dan lainnya di Madinah.

"Dengan begitu nantinya separuh dari jemaah kita akan bisa langsung mendarat di Madinah, dan separuh lainnya di Jeddah. Demikian pula kepulangannya ke Tanah Air, masing-masing bisa langsung bertolak dari Madinah dan Jeddah," tandas Lukman. (Ndy/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.