Sukses

Waspadai Cara ISIS Gaet Simpatisan

Pengaruh organisasi radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dikhawatirkan semakin kuat.

Liputan6.com, Jakarta - Pengaruh organisasi radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dikhawatirkan semakin kuat. Satu per satu orang dari berbagai belahan dunia dikabarkan telah bergabung ke dalam kelompok radikal tersebut. Tak terkecuali warga negara Indonesia (WNI).

Menurut mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, ada 2 kata yang menjadi kunci utama yang membuat orang-orang rela bergabung dengan ISIS.

"ISIS menjadi brutal dan menimbulkan simpati segelintir Muslim lintas benua dari Eropa sampai Indonesia, karena mereka pintar menggunakan kata kunci yang populer di kalangan muslim," kata Azyumardi saat dihubungi di Jakarta pada Selasa 14 Juli 2015.

"Khususnya jihad dan khalifah," imbuh dia.

Padahal, dia menilai, jihad yang dilakukan ISIS menyimpang dari makna sebenarnya. Sebab, kebrutalan ISIS tidak bisa dikategorikan sebagai jihad. Karena itu, dia pun mengimbau masyarakat tetap mewaspadai kehadiran ISIS.

"Tetap senantiasa perlu mencermati dan mewaspadai penyebaran ajaran dan rekrutmen ISIS secara komprehensif dan berkelanjutan," imbau Azyumardi.

Sementara, Guru Besar Hukum Internasional di Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menilai sudah tepat upaya-upaya pencegahan dan penindakan terhadap paham radikal yang dilakukan Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT).

"BNPT sudah lakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk mencegah masuknya paham-paham radikal ini," tandas Hikmahanto.

Kepala BNPT, Saud Usman Nasution, sebelumnya mengatakan, perkembangan paham radikal, khususnya ISIS saat ini telah menyasar anak-anak muda untuk direkrut menjadi anggotanya. Ia pun mengingatkan kepada para pemuda, khususnya remaja agar menjauhi paham-paham yang berbau radikal.

"Jangan sampai terhasut oleh ajakan yang tidak jelas dan jangan ada lagi remaja untuk melakukan kegiatan radikal yang mengarah pada terorisme, seperti apa yang dilakukan kelompok aksi teror selama ini," ucap Saud pada 11 Juni 2015 lalu. (Ndy/Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini