Sukses


Kata Wakil Ketua MPR Soal Etika Kehidupan Berbangsa

Ada sejumlah faktor yang membuat bangsa ini terlilit dengan problematika kebangsaan.

Liputan6.com, Kubu Raya - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menyatakan, ada sejumlah faktor yang membuat bangsa ini terlilit dengan problematika kebangsaan. Di antaranya tentang minimnya etika dalam kehidupan berbangsa.

"Tidak adanya pemahaman yang benar tentang pluralisme, tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal," kata pria yang akrab disapa Oso di Aula Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Selasa (14/7/2015).

Oso menambahkan, sebagai lembaga tertinggi negara, MPR memandang faktor tadi sudah tidak dipraktikkan lagi oleh masyarakat. Sehingga semangat dan pemahanaman nilai-nilai kebangsaan mereka menjadi turun.

"Jika hal ini kita biarkan terus-menerus, tidak mustahil suatu hari nanti kita menjadi tidak sebangsa dan setanah air lagi," kata Oso.

Berdasarkan kerisauan-kirasauan itulah, kata dia, MPR memutuskan bahwa sosialisasi mengenai nilai-nilai ideologi, konstitusi, bentuk negara, dan kebhinekaan menjadi hal penting untuk dilaksanakan.

Dalam hal ini, kemudian diperkuat dengan ditetapkannya Undang-Undang No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, yang dalam Pasal 5 huruf (b) menyatakan bahwa MPR bertugas memasyrakatkan Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika".

Ia menjelaskan, sebagai dasar dan ideologi negara, Pancasila merupakan dasar falsafah, pandangan hidup, ideologi nasional, sekaligus pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Hal itu selaras dengan apa yang dipidatokan Bung Karno pada 1 Juni 1945 guna menjawab permintaan Ketua Sidang BPUPKI (dr Radjiman Wedyoningrat), tentang dasar negara Indonesia Merdeka," tukas Oso. (Ali/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini