Sukses

Cerita 5 Negara Menjalin Kerja Sama

Lima negara, Meksiko, Indonesia, Korsel, Turki, dan Australia sepakat membentuk MIKTA untuk berkontribusi kepada dunia internasional.

Liputan6.com, Canberra - September 2013,  lima negara, Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia,  bertemu di sela-sela pertemuan para  menteri luar negeri di Gedung PBB New York. Kelima negara ini  sepakat membentuk MIKTA, sebuah organisasi internasional yang berasal dari huruf depan para negara pesertanya.

Akhir Juni lalu, tujuh wartawan dari negara-negara MIKTA mengunjungi Australia dan mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop. "Kelima negara ini saling berpengaruh secara regional. Masing-masing negara mempunyai kelebihan masing-masing yang kalau dikombinasikan akan menghasilkan kekuatan besar," kata Bishop dalam dialog MIKTA dengan wartawan di Canberra. 

Bishop mengilustrasikan kombinasi GDP dari negara-negara MIKTA adalah $5.8 juta  atau sebesar 8% dari ekonomi dunia. Ia menekankan keunikan hubungan dari lima negara ini bersifat informal dan fleksibel. Hal tersebut dikarenakan masing-masing negara mempunyai  masalah ekonomi dan internasional dalam kawasan regional. Masing-masing negara bisa berkontribusi dalam MIKTA bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah seperti masalah perbatasan atau internal lainnya dengan negara tetangga mereka.

MIKTA, seperti dikutip dari website Kementerian Luar Negeri Australia merupakan sebuah forum konsultasi yang  diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada dunia international. Salah satu yang dapat MIKTA berikan kepada dunia internasional adalah bahwa negara-negara MIKTA secara ekonomi adalah negara-negara  dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkesinambungan.

Bishop memberikan contoh bagaimana Meksiko mempunyai masalah di perbatasan dengan Amerika seperti penyeludupan obat-obatan. Meksiko dapat membagi pengalaman negaranya dan bisa diterapkan di negara-negara MIKTA atau di forum internasional lainnya.

Dalam pidatonya, Bishop mengatakan bahwa tidak ada satu pun negara yang bebas dari serangan terorisme, termasuk Korea Selatan, salah satu anggota MIKTA. 

Korsel mempunyai masalah yang sama dengan Australia, yaitu beberapa warga negaranya bergabung dengan anggota kelompok radidal.

"Australia dan Korsel berbagi pengalaman, ide dan bagaimana rencana ke depan menghadapi ancaman terorisme ini. Kami lantas membagi hasil pertemuan ini buat negara-negara MIKTA untuk menerapkan solusi yang sudah kami rekomendasikan."

Pertemuan kali ini, Bishop mengharapkan hubungan kerja sama MIKTA dapat menjadi inspirasi negara-negara di regional lainnya yang dapat berkontribusi untuk kepentingan keamanan dan perdamaian global.

Dari kelima negara ini,  hanya Indonesia dan Australia yang bertetangga langsung  adalah Australia dan Indonesia. Seperti diketahui, hubungan keduanya mengalami pasang surut sebagai negara tetangga. Kasus yang paling panas adalah soal penyadapan yang membuat Indonesia menarik Duta Besarnya pulang.

Selain penyadapan, Indonesia-Australia sempat bersitegang saat eksekusi mati gembong narkoba Australia beberapa waktu lalu. Menurut Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, masalah kedua belah pihak ini tidak perlu melibatkan pihak ketiga dan hanya diselesaikan secara internal kedua negara saja. 

"Kita punya banyak pengalaman dan punya banyak cara untuk  menyelasaikan hubungan secara bilateral. Tidak perlulah kita melibatkan negara lain, termasuk anggota MIKTA, tapi hasil dari kesepakatan bisa kita bagi, seperti semangat MIKTA, " kata Nadjib Riphat Kesoema. (Raymond Kaya/SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.