Sukses

6-7-2003: Pesan dari Bumi untuk Alien

Para ilmuwan di Bumi terus mencoba mencari tahu eksistensi alien di luar Bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan makhluk luar angkasa hingga kini masih simpang siur. Para ilmuwan di Bumi terus mencoba mencari tahu eksistensi alien di luar Bumi, termasuk mencoba mengirimkan pesan khusus untuk makhluk ekstrateresterial tersebut.

Upaya tersebut telah dilakukan sejak Abad 20. Sekelompok ilmuwan dari berbagai negara yang bermarkas di Badan Antariksa Ukraina, Evpatoria Planetary Radar (EPR), Yevpatoria, Crimea mengirimkan pesan "Cosmic Call 1" ke makhluk asing di luar Bumi pada 2009 silam. Upaya kedua kembali dilakukan tepat 12 tahun lalu, yakni pada 6 Juli 2003 silam.

Tim ilmuwan internasional yang dipimpin Alexander Zaitsev dari the Russian Academy of Sciences dan Richard Braastad dari Team Encounter LLC Amerika Serikat mengirimkan pesan yang diberi nama "Cosmic Call 2" itu ke lima bintang yang mirip Matahari. Kelima bintang itu, yakni Hip 4872, HD 245409, 55 Cancri (HD 75732), HD 10307 and 47 Ursae Majoris (HD 95128).

Seperti Liputan6.com kutip dari Cplire.ru, Senin (6/7/2015), pesan utama yang ingin disampaikan adalah untuk mengabarkan adanya eksistensi manusia di Bumi, termasuk menginfomasikan kode-kode komunikasi di Bumi.

Namun pesan itu tak serta merta langsung sampai tujuan. Lantaran jaraknya yang ratusan ribu hingga miliar kilometer, pesan tersebut diperkirakan mencapai pada bintang Hip 4872 pada April 2036, bintang HD 245409 pada Agustus 2040, bintang HD 75732 pada Mei 2044, bintang HD 10307 pada September 2044, dan bintang HD 95128 pada Mei 2049.

Pesan "Cosmic Call 1" berisikan pesan teks yang dihimpun oleh anggota Team Encounter, tim yang dibentuk untuk misi menyampaikan pesan yang kegiatannya didanai oleh para donatur. Sedangkan pesan "Cosmic Call 2" tak hanya berisi pesan teks, tapi juga pesan audio atau suara, dan visual berupa foto dan gambar. Pesan kedua juga memuat file video.

Pesan berupa gelombang elektromagnetik itu dikirimkan dari stasiun EPR menuju luar angkasa dengan frekuensi utama 5.01 GHz. Informasi digital yang terdiri dari tiga bagian -- The Interstellar Rosetta Stone, The 1974 Arecibo Message, dan The Bilingual Image Glossary -- dikirim sebanyak tiga kali, untuk menghindari pesan menghilang di tengah perjalanan.

The Interstellar Rosetta Stone (ISR) merupakan pesan yang dibuat ilmuwan asal Kanada, Yvan Dutil dan Stephane Dumas, yang sebelumnya juga menuliskan pesan "Cosmic Call 1". Pesan ISR dengan kapasitas 263906 bits itu berisikan 2.078 baris simbol-simbol komunikasi Bumi untuk luar angkasa. Ada 127 simbol pada setiap baris.

Sementara itu, The Arecibo Message berisikan salinan pesan suara interstellar/pesan radio yang sebelumnya pernah dikirimkan dari Arecibo, Puerto Rico, 16 November 1974. Pesan The Bilingual Image Glossary (BIG) berisi 12 file foto yang berisi 101 gambar, termasuk lukisan karya anak sekolah di Ukraina. Tiap objek digambarkan dalam 2 kode, yakni gambar benda yang terlihat di Bumi dan gambar bentuk terjemahannya untuk makhluk luar angkasa.

Total ukuran file dari lima pesan ilmiah dari Bumi ke lima bintang itu adalah 500472 bits. Tim ilmuwan yang berasal dari Amerika Serikat, Rusia, dan Kanada tersebut membutuhkan waktu hingga sekitar 11 jam untuk mentransmisikan semua pesan yang kemudian dikirimkan ke luar angkasa.

Upaya pengiriman pesan ke luar angkasa juga dilakukan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini. Awal 2014 lalu, NASA melancarkan proyek pengiriman pesan yang ditujukan untuk segala bentuk kehidupan alien nun jauh di sana.

Ketika misi New Horizons dari Nasa merampungkan studi Pluto pada musim panas 2015, data dari Bumi akan mengalir ke pesawat antariksa tersebut, untuk menciptakan rekaman digital mirip Golden Record -- pesan yang dibawa pesawat Voyager 1 dan Voyager 2 pada tahun 1970 -- dibawa menembus tepian tata surya.

Sejarah lain, pada 6 Juli 1964, Negara Malawi menyatakan kemerdekaan dari Inggris. Pada tanggal yang sama tahun 1947, senapan serbu AK-47 mulai diproduksi. (Ali/Dan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini