Sukses

Komnas PA: Penggiat Anak Teraniaya, Generasi Bangsa Akan Hancur

Ia juga berharap agar para pegiat perlindungan anak mendapat jaminan dari pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengakui pekerjaannya menangani sejumlah kasus tak selalu berjalan tanpa rintangan. ‎Ia mengaku kerap mendapatkan teror dari beberapa pihak terkait kasus yang ditanganinya.

Terakhir, Kantor Komnas PA yang ada di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu 27 Juni kemarin terbakar. Kejadian ini diduga ada kaitannya dengan penanganan kasus pembunuhan Angeline. Insiden itu juga membangkitkan trauma lama setelah peristiwa serupa menimpa Kantor Komnas PA pada 2009 lalu.

Karena itu, Arist meminta Presiden Joko Widodo untuk serius menangani persoalan ‎anak di Indonesia. Ia juga berharap agar para pegiat perlindungan anak mendapat jaminan dari pemerintah.

"Saya mohon kasus kebakaran ini, saya minta kepada Presiden untuk memberikan jaminan kepada orang-orang yang peduli terhadap perlindungan anak. ‎Termasuk media yang memberitakan tentu juga tidak lepas dari ancaman-ancaman itu," tutur Arist di Kantor Komnas PA, Jakarta Timur, Kamis (2/7/2015).

Jaminan tersebut diharap bisa membuat lembaga perlindungan anak mengemban tugasnya dengan baik tanpa mendapat intimidasi dari pihak manapun. "Banyak anak-anak teraniaya. Lalu jika kita yang membantu anak-anak tersebut juga teraniaya, saya kira generasi bangsa akan hancur."

Arist mengungkapkan, jaminan yang ia minta tidak selalu berupa pengawalan dari pihak keamanan. Tapi statemen maupun imbauan resmi dari Presiden ‎tentang keseriusan pemerintah dalam menangani perlindungan anak.
‎
"Bahwa keamanan itu relatif‎. Bisa saja keamanan itu pada selang-selang waktu tidak aman juga. Tapi paling tidak ada komitmen bersama bahwa Presiden yang menyerukan, maju terus membela anak-anak Indonesia," papar Arist.

"Karena selain titipan dan anugerah Tuhan, anak-anak itu adalah generasi bangsa. Pernyataan itu yang harus keluar dari Presiden. Itu yang kita harapkan. Terlalu lama kita dibiarkan sendirian mengurus anak. Seolah masalah anak itu urusan keluarga, nggak, itu urusan bangsa juga," pungkas Arist. (Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.