Sukses

6 Kejahatan di Jakarta Jelang Lebaran dan Tips Mencegahnya

Berdasarkan Crime Index selama Juni 2015, 2 kategori kejahatan yang mendominasi adalah premanisme dan kejahatan jalanan.

Liputan6.com, Jakarta - Angka kriminalitas di wilayah Polda Metro Jaya meningkat. Berdasarkan Crime Index atau indeks kejahatan selama Juni 2015, 2 kategori kejahatan yang mendominasi adalah premanisme dan kejahatan jalanan.

Kejahatan jalanan meliputi pencurian kendaraan, pencurian dengan pemberatan (merusak sesuatu), dan pencurian dengan kekerasan (menyakiti korban). Pekan pertama Juni 2015, titik rawan kejahatan paling tinggi terjadi di Jakarta Barat, lalu Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur.

Pada pekan kedua, titik kerawanan berubah. Kejatahan paling tinggi secara berurutan di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kota Depok.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Muhammad Iqbal, membeberkan 6 kejahatan di Jakarta yang meningkat jelang Lebaran. Berikut daftarnya:

1. Premanisme

Jajaran kepolisian wilayah Polda Metro Jaya telah mendapat perintah khusus dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian, untuk menekan premanisme. Ia ingin mudik tahun ini aman dan kejahatan tidak merajalela di ruang publik.

Mantan Kapolres Jakarta Utara ini menjelaskan dalam memberantas premanisme, polisi menggunakan sistem mapping (pemetaan) dan tidak asal angkut si preman ke kantor polisi.

"Premanisme ini kita sering melakukan razia karena khusus perintah Kapolda. Kita tidak asal tangkap tapi kita mapping dulu yang memang betul-betul preman. Jadi kepolisian bukan cuma menangkap dan mengamankan tapi sekaligus ada bukti perbuatan pidana," terang Muhammad Iqbal kepada Liputan6.com di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Menurut Iqbal, premanisme biasanya diaplikasikan dalam bentuk pemalakan misalnya terhadap warga, pedagang, dan sopir angkutan. Karena itu, Iqbal mengajak seluruh masyarakat turut andil dalam pemberantasannya demi keamanan bersama.

"Tips dari Polda Metro Jaya, agar korban premanisme ini melaporkan siapa orang yang memalak. Bahkan kita ingin kerjasamanya, kalau sempat memfoto wajah pelakunya bagus. Jadi saat dia malak, kasih saja uangnya atau barang, tapi masyarakat lain yang ada di situ memfoto sebagai bukti dia lakukan pemalakan. Pasti kita lakukan perburuan dan upaya paksa penangkapan. Kan ada bukti," imbau Iqbal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Next

2. Perampokan di Ruang Publik

Mengenai kejahatan jalanan, ungkap Iqbal, dalam peristiwa kriminalitas di ruang publik selalu ada rumus "Crime+K" (kesempatan). Ia menilai kriminalitas jalanan tidak akan terjadi tanpa kesempatan meskipun ada niat. Sebaliknya, jika seseorang tidak berniat melakukan tindak kejahatan tapi ada kesempatan, maka kriminalitas akan terjadi.

"Banyak sekali masyarakat di sana (ruang publik). Ada yang pakai perhiasan, baik yang asli atau imitasi. Tips kepada masyarakat, agar tidak memperlihatkan barang berharganya di ruang publik yang sudah terkenal rawan karena itu akan memberikan peluang, memancing pelaku kejahatan," tandas Iqbal.

3. Waspada Uang Palsu

Kejahatan saat Ramadan lainnya, lanjut Iqbal, adalah uang palsu. Karena intensitas transaksi uang jelang lebaran akan meningkat, Iqbal menyarankan agar masyarakat yang melakukan transaksi jual-beli selalu waspada dengan uang yang diterima.

"Memang harus dilihat, diraba, diterawang sesuai dengan yang disosialisasikan Bank Indonesia. Polda Metro Jaya memperkuat sosialisasi itu, mengimbau masyarakat agar melakukan 'Tiga T' dan jangan asal terima," pungkas dia.

4. Hipnotis

Kejahatan yang juga sering terjadi di jalan adalah hipnotis. Iqbal mengimbau masyarakat untuk tidak berkomunikasi dengan orang tidak dikenal di tempat umum.

"Hipnotis juga bisa jadi modusnya. Waspada jika merasa dihampiri orang tidak dikenal dan gelagatnya aneh, jangan dilihat matanya. Alihkan pandangan. Hipnotis memang kekuatannya di pandangan mata dan kita tak sadar memberikan semua harta kita," tutur Iqbal.

3 dari 3 halaman

Next

5. Perampokan Minimarket

Sedangkan modus kejahatan yang berbeda tahun ini, jelas Iqbal, adalah perampokan minimarket. Iqbal pun mengatakan, polisi terus memetakan pergerakan komplotan kejahatan ini dan beberapa kelompok sudah diketahui identitasnya. Iqbal juga meminta warga untuk saling bersinergi meminimalisir keberhasilan pelaku dalam aksinya seperti sekuriti setempat meningkatkan intensitas patroli dan pemasangan alarm serta CCTV.

"Perampokan minimarket naik selama bulan Ramadan. Kita sudah lakukan mapping terhadap kelompok pelaku. Kita sudah tahu wajah dan namanya. Kita lagi melakukan pengejaran," kata Iqbal.

"Tapi kita juga mengharapkan daya cegah masyarakat maksimal misalnya dengan satpam patroli terus alarm, CCTV," imbau dia.

6. Pencurian Rumah Kosong

Setiap lebaran, pencurian rumah kosong yang ditinggal mudik meningkat. Iqbal mengimbau, warga yang hendak meninggalkan rumah selama berhari-hari agar melapor ke RT/RW setempat.

Dengan begitu, anggota Polsek terdekat akan melakukan pendataan dan turut menjaga rumah kosong tersebut.

"Pak Kapolda sudah menginstruksi kepada Kapolres, tentunya turunannya ke polsek-polsek untuk mendata," tutup Iqbal. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini