Sukses

Kisah Serda Amir Lolos dari Maut, Tapi Anak Istri Jadi Korban

Amir sendiri tidak ikut pulang kampung karena menemani anak sulungnya, Rima, mendaftar ke salah satu SMP di Jakarta Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Serda Amir Asmono Abdulah (37) mendatangi lokasi jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara. Ia datang untuk mencari jenazah istrinya, Yunita (34), dan anak bungsunya, Ahmad Wildan Abdullah (3). Keduanya dipastikan menjadi korban tewas setelah Serda Amir mendapat telepon dari TNI Angkatan Udara RI.

Pencarian warga Kompleks TNI AL Dewa Kembar, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, itu pun membuahkan hasil. Dia menemukan jenazah sang anak, Wildan. Amir menuturkan, jenazah anaknya mudah dikenali karena masih utuh.

"Kami mendapat kabar dari Pak Amir kalau anaknya Wildan ditemukan sudah tak bernyawa, tapi utuh. Badannya enggak terbakar," ungkap tetangga rumah yang menghubungi Amir, Jim Cawali di rumah korban, Jakarta Utara, Rabu 1 Juli 2015 malam.

Namun, anggota Batalyon Zeni Cilandak itu mengaku belum menemukan jenazah sang istri. "Masih dicari, belum ditemuin. Soalnya banyak yang masih belum teridentifikasi. Yang saya tahu lagi, Wildan pas ditemukan langsung dievakuasi ke rumah sakit," ujar Jim.

Sebanyak 141 jenazah korban jatuhnya Hercules C-130 telah ditemukan. Dari jumlah itu, 90 jenazah telah teridentifikasi. Sedangkan 51 lainnya belum berhasil diidentifikasi.

Menurut Jim, Amir belum memberikan informasi kapan kembali ke Jakarta. Tapi, lanjut dia, jika jenazah istri Amir sudah ditemukan, keduanya Wildan dan Yunita, akan langsung disemayamkan di kampung halaman Yunita di Natuna, Riau.

"Jadi dia (Amir) enggak tahu kapan kembali ke Jakarta. Katanya sih lama. Soalnya dia kan masih mau nyari jasad istrinya. Kalau ditemukan, keduanya akan disemayamkan di Natuna," ujar Jim.

Kepergian istri dan anak bungsunya tak pernah terlintas di benak Amir. Sebab, selama ini tak ada isyarat atau mimpi yang mendatangi Serda Amir tentang kepergian 2 orang yang dicintainya itu untuk selama-lamanya.

Lolos dari Maut

Selama ini, Amir dan keluarganya biasa menggunakan pesawat Hercules untuk mudik ke kampung halaman di Kepulauan Natuna, Riau. Tapi pada Selasa 30 Juni 2015, bukannya mendapat kabar bahagia tentang istri dan anaknya tiba di kampung halaman, Serda Amir malah mendapat berita duka.

"Sudah biasa Yunita mudik ke kampungnya di Natuna tiap liburan Lebaran. Tahun kemarin, mereka mudik sekeluarga," kata tetangga korban, Heni Tri Astuti (40) di Jakarta Utara.

Tetangga lainnya mengatakan, mendengar berita duka itu Amir sempat shock dan tak percaya anak dan istrinya ikut dalam penerbangan Hercules tipe C-130 itu. Begitu juga anak sulung Amir, Rima Novita. Keduanya kemudian langsung membeli tiket untuk bisa cepat ke lokasi jatuhnya pesawat.

"Pas dapat kabar siang itu juga, Pak Amir langsung kalang kabut nyari tiket buat ke Medan," kata tetangga Amir yang lainnya, Sri Sunarti (40). "Mereka (Amir dan Rima) akhirnya baru bisa dapat tiket yang berangkatnya jam 7 malam."

Berita tentang jatuhnya pesawat Hercules C-130 diketahui Amir setelah ditelepon adik iparnya, Halimah. "Dia disuruh lihat berita di TV, soalnya ada pesawat jatuh. Nggak lama habis itu, dapat telepon dari AURI yang minta maaf kalau Hercules yang ditumpangi Yunita dan Wildan kecelakan," timpal Tri lagi.

Amir sempat berharap istri dan anak bungsunya selamat dari kejadian nahas tersebut. Amir sendiri tidak ikut pulang kampung karena menemani anak sulungnya, Rima, mendaftar ke salah satu SMP di Jakarta Utara.

"Anak mereka, Rima, kan baru lulus SD. Jadi mau daftar sekolah ke SMP. Makanya, cuma istrinya Yunita sama Wildan yang berangkat mudik," ungkap tetangga lainnya, Heni. (Sun/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.