Sukses

9 Tewas dalam Penembakan di Gereja AS, Pelaku Masih Buron

"Delapan orang dilaporkan tewas di tempat kejadian, sementara satu lainnya dinyatakan meninggal di rumah sakit," tutur kepala polisi.

Liputan6.com, Charleston - Jumlah korban tewas dalam insiden penembakan di gereja bersejarah di Charleston, Carolina Selatan, AS diungkap oleh pihak aparat.

"Sembilan orang tewas dalam penembakan itu. Saya menduga ini adalah kejahatan rasial," kata Kepala Kepolisian Gregory Mulle seperti dikutip dari USA Today, Kamis (18/6/2015).

"Delapan orang dilaporkan tewas di tempat kejadian, sementara satu lainnya dinyatakan meninggal di rumah sakit," tutur Mullen.

Menurut informasi dari Walikota South Carolina, Joe Riley, korban adalah mereka yang tengah mengikuti doa di Gereja Emanuel African Methodist Episcopal (AME).

"Ini tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Ini adalah tindakan yang tak dapat dipercaya ... Satu-satunya alasan seseorang bisa berjalan masuk ke gereja dan menembak orang tengah berdoa, adalah kebencian," tutur Riley, sedih.

Gereja Emanuel African Methodist Episcopal (AME) adalah rumah ibadah umat Kristiani tertua di wilayah selatan Amerika, dipimpin oleh Senator South Carolina Clementa Pinckney dari Partai Demokrat. Gereja ini merupakan salah satu yang memiliki jemaat kulit hitam tertua dan terbesar di selatan Baltimore -- demikian menurut website AME.

Pria bernama Denmark Vesey yang dieksekusi karena berusaha mengatur pemberontakan para manusia yang diperbudak di masa lalu, adalah salah satu pendirinya.
 
"Pinckney diyakini berada di dalam saat penembakan terjadi," ucap Senator Marlon Kimpson.

Penembakan itu terjadi di sekitar 21.00 waktu setempat. Polisi Charleston mengatakan melalui Twitter, penembak masih buron alias berkeliaran.
 
"Tersangka penembak adalah seorang pria kulit putih, dengan wajah tercukur bersih, berusia 20-an tahun, dan memiliki postur ramping. Dia mengenakan kaus abu-abu, celana jeans biru, dan sepatu bot," jelas polisi.

Berdasarkan gambaran yang didapat dari kamera CCTV di lokasi kejadian, kepolisian pun menyebarkannya pada masyarakat, dan meminta siapapun yang memiliki informasi terkait untuk menghubungi petugas 911.
 
Selain polisi, kini FBI dan pendeta juga tengah berada di tempat kejadian.(Tnt/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini