Sukses

Sejengkal dari Maut, Kisah di Balik 'Lunch Atop a Skyscraper'

'Lunch Atop a Skyscraper' menjadi salah satu foto paling ikonik dalam sejarah. Gambaran para pekerja di tengah Depresi Besar.

Liputan6.com, New York - Salah satu foto paling terkenal dalam sejarah mengabadikan kejadian ini: saat 11 orang bertenger di sebuah batang besi pada ketinggian 256 meter di atas tanah. Tanpa tali, tak ada jaring pengaman. Satu kesalahan saja bisa berakibat fatal.

Potret 'Lunch Atop a Skyscraper' itu diambil pada masa Depresi Besar (Great Depression) atau malaise --  peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia yang mulai terjadi pada tahun 1929. Depresi dimulai dengan peristiwa 'Selasa Hitam', yaitu peristiwa jatuhnya bursa saham New York pada 24 Oktober 1929 dan mencapai puncak terparahnya pada 29 Oktober 1929.

Kala itu, para pekerja -- yang kebanyakan imigran yang berjuang memberi makan keluarganya -- sedang menikmati makan siang sebelum kembali bekerja membangun 30 Rockefeller Centre di tengah Manhattan.

Gedung RCA di Rockefeller Centre (Flickr)

Dari sudut pandang saat ini, apa yang terpampang dalam foto adalah kondisi bahaya, yang memicu keprihatinan bahkan protes tentang hak-hak pekerja. Namun pada 1932, para pekerja itu sungguh bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan di tengah kondisi krisis ekonomi, di mana pengangguran mencapai 24 persen.

Sejumlah pemerintah di dunia saat itu berinvestasi di bidang konstruksi untuk membuka lapangan kerja bagi rakyatnya. Namun, tak jarang itu dilakukan dengan mengabaikan keselamatan.

Namun di era tersebut, untuk bisa bertahan di tengah Depresi Besar berarti mengambil risiko demi dapur tetap ngebul. Para buruh sangat butuh kerja dan Rockefeller menyediakan kesempatan itu.

"Bayarannya sangat baik. Masalahnya, Anda harus bersedia mati," kata John Rasenberger, penulis High Steel: The Daring Men Who Built the World’s Greatest Skyline, seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (18/6/2015).

Sementara, identitas para pria dalam foto tersebut sebagian besar tak dikenal. Sejumlah orang Irlandia punya spekulasi, namun hanya sedikit yang dikenali pasti.

Corbis, perusahaan yang memiliki hak atas foto tersebut meyakini, para pekerja adalah generasi baru Amerika, keturunan dari para migran yang datang dari Eropa pada Abad ke-19.

Orang ketiga dari kanan adalah Joe Curtis, penampakannya ada dalam beberapa foto yang dijepret hari itu. Ada juga  Joseph Eckner, ketiga dari kiri.

"Karena tak ada dokumen pekerja, sulit mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut," kata Sean O Cualain, yang memproduseri dokumenter 'Men at Lunch' pada 2012.

Identitas Curtis dan Eckner didapat dengan cara memperbandingkan sejumlah foto milik pusat arsip Rockefeller. Kebetulan, salah satunya memuat tulisan nama-nama mereka di baliknya. 

Foto ikonik, Lunch Atop a Skyscraper (Wikipedia)

New York Herald Tribune menerbitkan foto mereka pada 2 Oktober 1932. "Saat ribuan penduduk Kota New York memadati restoran-restoran dan berdesakan di kantin untuk makan siang, para pekerja pemberani berada di bangunan RCA di Rockefeller Center, mendapatkan udara dan kebebasan yang mereka inginkan, dengan makan siang di atas balok baja di ketinggian 800 kaki (243 meter)," demikian keterangan yang menyertai potret tersebut.

Sejumlah petunjuk tentang identitas fotografer yang membidik mereka hingga pergantrian ke Abad ke-21. Ada 3 nama yang disebut-sebut: Charles C. Ebbet, Thomas Kelley, dan William Leftwich. Namun, tak ada yang tahu pasti siapa. (Ein/Tnt)

Baca juga: 6-11-1923: Harga Sepotong Roti 200 Miliar, Uang Jadi 'Kayu Bakar'

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.