Sukses

Gatot Calon Panglima TNI Dinilai Sejalan dengan Program Nawacita

Sudah saatnya penunjukkan Panglima TNI tidak menggunakan pola penggiliran atau penjatahan antarmatra semata.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi telah memilih Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjadi calon tunggal Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal Moeldoko yang akan pensiun Agustus mendatang.

Kelompok relawan Jokowi pada Pilpres lalu, Arus Bawah Jokowi (ABJ) menyatakan sepakat dan mendukung keputusan Jokowi tersebut.‎ Ketua Umum DPP ABJ Veldy Reynold menilai pilihan Jokowi kepada Jendral TNI Gatot Nurmantyo dianggap sudah tepat.

"TNI saat ini harus profesional dan kuat. Pertimbangan memilih sosok TNI profesional yang sarat pengalaman dan prestasi seperti Pak Jenderal Gatot Nurmantyo sejalan dengan program Nawacita dan gagasan besar mewujudkan poros maritim dunia," ujar Veldy Reynold melalui pesan tertulis di Jakarta, Jumat (12/6/2015).

Menurut Veldy, sudah saatnya manajemen negara terkait keamanan nasional tidak semata dilihat dari pola penggiliran atau penjatahan antar matra semata. Tetapi menggunakan pola pertimbangan pada aspek strategis, profesionalitas, dan proporsionalitas.

"Artinya, pengelolaan keamanan nasional haruslah melihat secara komprehensif tanpa mengedepankan ego sektoral yang justru bisa melemahkan tata kola dan spirit ketahanan nasional kita. Hal itu ditegaskan dalam Nawacita yang diusung Pak Jokowi," tutur Veldy.

Berpengalaman

Hal senada ditegaskan Ketua Harian ABJ Ronny Talapessy. Ia menilai Jenderal Gatot merupakan sosok berpengalaman di lapangan.

"Dia merupakan sosok yang tepat pula dapat diandalkan untuk menjalankan program poros maritim Jokowi. Sebab, penguatan poros maritim tidak hanya bisa dilihat dari sisi penguatan Angkatan Laut saja. Tentu juga harus disokong oleh matra lainnya," kata Ronny.

Selain itu menurut Ronny, Jenderal Gatot juga memiliki hubungan dekat dengan kepala staf dari TNI AU dan TNI AL, serta memiliki kedekatan dengan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, baik dari aspek pemikiran pertahanan maupun keamanan. Diharapkan pola tersebut dapat dijadikan modal bagi Jendral Gatot nanti melakukan sinergisasi yang semakin baik antara TNI dan Polri.

Ronny berharap polemik dan politisasi dalam pencalonan nama Gatot Nurmantyo  sebagai Calon Panglima TNI  tidak terjadi dan masyarakat Indonesia dapat menghargai hak prerogatif Presiden yang sah secara konstitusional untuk melakukan penentuan-penentuan pemimpin lingkup Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia.

"Kami percaya kepada Presiden Jokowi bahwa  pemerintahan dan Kabinet Kerja telah memiliki pertimbangan, kriteria dan sistem penilaian yang objektif serta komprehensif terkait pengembangan strategi keamanan nasional Indonesia ke depan," tandas Ronny.

Gatot Nurmantyo lahir di Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960. Dia merupakan lulusan Akademi Militer 1982. Di TNI AD, karier Gatot terhitung cemerlang dengan menduduki sejumlah jabatan strategis di TNI AD. Sebelum menjadi KSAD dia adalah Pangkostrad.

Presiden Jokowi sudah memberikan surat pengajuan calon Panglima TNI kepada DPR. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengemukakan, Jokowi mengusulkan ke DPR nama Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI. (Alv/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.