Sukses

Ahok: Sekarang Saya Belajar Sopan Santun Seperti Pak Jokowi

Ahok teringat bahasa di NTT yang terbilang unik, karena berbeda makna dari keseharian Bahasa Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kerap dicap sebagai pimpinan tidak beretika dan bermoral. Hal itu juga yang membuat DPRD menggunakan hak angket untuk menginvestigasi sikap itu.

Namun, belakangan sikap ceplas-ceplos atau tempramental itu perlahan tak terlihat. Ahok ternyata punya sosok panutan, sehingga bisa meredam emosi yang semula meletup-letup.

"Kalau ada yang nuduh saya nggak beretika salah. Saya itu nggak beretiket. Tetapi, sekarang saya sedang sedikit belajar sopan-santun seperti Pak Jokowi," tutur Ahok di hadapan polisi siswa Sespimma Polri di Balai Agung, Balaikota, Jakarta, Kamis (11/6/2015).

"Sekarang saya kalau ngomong, kata-katanya dipilih lagi," sambung dia.

Setelah banyak kritik yang ditujukan kepada Ahok soal etika, dia pun mulai mempelajari cara bersikap di wilayah Jawa dan luar Jawa. Terlebih, kini dia sedang memimpin ibukota.

Ahok pun teringat bahasa di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terbilang unik, karena berbeda makna dari keseharian Bahasa Indonesia. Di NTT, kata 'bajingan' digunakan warga untuk menunjukkan kekaguman terhadap sesuatu.

"Kalau ada orang pakai kacamata naik motor lewat di sana pasti dibilang, 'wah, om bajingan sekali'. Itu maksudnya om itu keren sekali. Di kampung saya, Belitung Timur, juga terbiasa ngomong kalimat itu. Tapi ternyata buat orang Jawa, kata itu kasar sekali, ya sudah saya tidak akan pakai kata itu lagi," tambah mantan Bupati Belitung Timur itu.

Mantan politisi Partai Golkar dan Gerindra itu pun teringat ajaran seorang guru agama semasa SMP di Belitung Timur. Dia diajarkan dalam menjalani sesuatu itu tergantung niatnya. Termasuk menjadi pejabat negara.

"Yang penting awalnya punya nawaitu (niat) yang benar. Karena saya nggak bisa berantem sama pejabat saat saya jadi pengusaha, dan saya tidak bisa membantu orang miskin yang baik, saya nawaitu jadi pejabat. Sekarang akhirnya saya bisa jadi gubernur," tutup Ahok. (Rmn/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini