Sukses

Wanita Korban Nazi Raih Gelar Doktor Saat Usia 102 Tahun

Pada usia 102 tahun Ingeborg Syllm-Rapoport mendapatkan kembali haknya yang dirampas Nazi: gelar doktor.

Liputan6.com, Hamburg - Ingeborg Syllm-Rapoport mendapatkan kembali hak, yang dirampas dari tangannya oleh Nazi dan kebijakan rasial anti-Semit Adolf Hitler. Pada Selasa 9 Juni 2015, ia diberi gelar doktor, pada usia 102 tahun.

Ingeborg seharusnya bisa mendapatkan gelar tersebut, hampir 80 tahun lalu, pada 1938. Ia telah menulis tesis doktoralnya tentang penyakit mengerikan di masa lalu: difteri yang disebabkan bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae -- masalah serius yang menjangkiti Jerman pada masa itu.

Namun, ia dilarang mengikuti ujian tesis. Hanya karena sang ibu, seorang pianis, adalah Yahudi.  

Penolakan diterima Ingeborg lewat sebuah surat dari pembimbingnya kala itu, Profesor Rudolf Degkwitz dari Hamburg University. Sang profesor menulis, dia pasti akan menerima tesisnya seandainya tak ada hukum rasial Nazi, yang membuat hal tersebut, "tak memungkinkan bagi Nona Syllm mendapatkan gelar doktor."

Ingeborg Rapoport, raih gelar doktor pada usia 102 tahun (Reuters)

Ingeborg kemudian melarikan diri ke Amerika Serikat pada 1938, tanpa gelar doktornya. Setelah mendaftar ke sejumlah universitas, ia akhirnya mendapatkan gelar sarjana kedokteran di Philadelphia dan bekerja sebagai dokter anak. Lalu bersama sang suami -- yang sama-sama sosialis -- pindah ke Jerman Timur pada 1952. Ibu 4 anak tersebut adalah kepala departemen neonatologi (spesialis bayi baru lahir) di RS Charite, Berlin.

Baru belakangan pihak Hamburg University mengakui kekeliruan mereka.

Tiga profesor dari fakultas kedokteran mendatangi rumah Ingeborg di Berlin. Untuk menguji tesis ia buat sebelum era perang di Jerman.

Dan mereka mengaku terkesan pada perempuan yang sudah sepuh itu. "Dia sangat cerdas, tidak hanya untuk orang seusianya," kata Dekan Fakultas Kedokteran Hamburg University, Uwe Koch-Gromus seperti dikutip dari Guardian, Selasa 9 Juni 2015.

"Kami sangat terkesan dengan intelektualitasnya, terpana dengan keahliannya -- termasuk dalam bidang pengobatan modern," tambah Koch-Gromus.

Ingeborg Rapoport, Nazi merampas gelar doktor darinya

Pihak universitas memutuskan, Ingeborg Syllm-Rapoport berhak mendapat gelar doktor secara magna cum laude.

"Setelah hampir 80 tahun, akhirnya memungkinkan bagi kami untuk menegakkan keadilan," kata Burkhard Goke, direktur medis rumah sakit universitas dalam pidato pengukuhan Ingeborg. "Kita tak bisa membatalkan apa yang telah terjadi. Namun, belajar dari masa lalu bisa membentuk perspektif kita tentang masa depan."

Sementara itu, dalam pidatonya, Ingeborg menegaskan, gelar doktor yang ia terima bukan untuknya sendiri.

"Ini soal prinsip," kata dia. "Aku tak ingin mempertahankan tesis hanya untuk diriku sendiri. Apalagi, setelah mencapai usia 102 tahun semua itu tak mudah bagiku. Aku melakukannya untuk para korban Nazi," kata dia seperti dikutip dari BBC.

Untuk mempersiapkan ujian tesis bulan lalu, Ingeborg mendata sejumlah rekan untuk membantunya melakukan riset online tentang perkembangan di bidang difteri selama 80 tahun terakhir.

"Pihak universitas ingin memperbaiki ketidakadilan. Mereka sangat sabar menghadapiku, dan saya berterimakasih untuk itu," kata Ingeborg kepada koran Der Tagesspiegel. (Ein/Tnt)

 
 
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini