Sukses

Sejarawan: Sukarno Lahir di Surabaya, Bukan Blitar

Tempat lahir Bung Karno ramai diperbincangkan setelah Presiden Jokowi salah mengatakan, Proklamator itu lahir di Blitar.

Liputan6.com, Jakarta - Polemik tempat kelahiran Presiden Pertama RI Sukarno terjawab sudah. Proklamator itu dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur. Hal ini diungkapkan sejarawan sekaligus penulis buku Sukarno, Peter Kasenda.

Peter mengoreksi pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan Sukarno lahir di Blitar. "Bung Karno lahir di Surabaya, bukan di Blitar," kata Peter dalam diskusi bertema 'Bung Karno Lahir di Mana? Bagaimana Kita Memperlakukan Sejarah' di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (6/6/2015).

Menurut Peter, kekeliruan menyebut tempat lahir bapak bangsa itu tidak hanya terjadi saat ini. Tapi jauh sebelumnya, tepatnya setelah 1965, tempat lahir Bung Karno sering salah sebut.

Hal ini ternyata bukan tanpa sebab. Peter mengungkapkan, sebelum prahara 1965 terjadi, buku-buku yang beredar di Indonesia menyebutkan Bung Karno lahir di Surabaya, Jawa Timur. Namun setelah 1965, muncul buku-buku yang menyebutkan Bung Karno lahir di Blitar, Jawa Timur.

"Ada buku-buku yang diproduksi negara setelah tahun 65, menyebutkan Bung Karno lahir di Blitar. Itu berarti ada yang menggeser seolah-olah sejarah Bung Karno dikaburkan," ujar Peter.

Tempat lahir Bung Karno ramai diperbincangkan setelah Presiden Jokowi salah mengatakan, ayah dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri itu lahir di Blitar. Hal ini disampaikan Jokowi saat dia menghadiri peringatan puncak Hari Lahir Pancasila di Alun-alun Blitar, Jawa Timur, Senin 1 Juni 2015 lalu.

Dalam pidatonya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku memiliki kesan yang sangat mendalam karena dirinya berdiri di kota tempat Sukarno dilahirkan.

"Setiap kali saya berada di Blitar kota kelahiran Proklamator kita, Bapak Bangsa kita Bung Karno, hati saya selalu bergetar. Getaran ini senantiasa muncul karena di kota ini, kita secara bersama-sama menghayati, semangat yang bersumber pada ide dan gagasan besar Bung Karno," kata Jokowi.

Jokowi juga teringat dengan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di hadapan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Saat itu Sukarno menyatakan, Pancasila berkobar-kobar dalam dadanya berpuluh tahun.

"70 Tahun yang lalu, Beliau menyatakan, 'Pancasila itulah yang berkobar dalam dada saya sejak berpuluh-puluh tahun, diterima atau tidak, terserah Saudara-saudara. Tetapi saya sendiri mengerti seinsyaf-insyafnya bahwa tidak ada satu pun dasar negara dapat menjelma dengan sendirinya menjadi realitas tanpa perjuangan'," ujar Jokowi menirukan Sukarno. (Sun/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini