Sukses

Gaung Sila Kelima dari Blitar

Sepanjang jalan, Kota Blitar dimeriahkan dengan spanduk dan umbul-umbul bertemakan semangat Bung Karno.

Liputan6.com, Blitar - Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur, terlihat berbeda. Sepanjang jalan meriah dengan spanduk dan umbul-umbul bertemakan semangat Bung Karno.

'Bung Karno Jiwa Kita', Junjung Semangat Bumi Bung Karno Untuk Raih Prestasi Tertinggi', 'Berhenti Berseteru Mulailah Bersatu', 'Berhenti bersilat lidah mulailah bermusyarah'. Begitu tulisan yang tertera dalam umbul-umbul tersebut.

Meski Bung Karno telah tiada, semangatnya telah merasuki relung hati ribuan simpatisan dan loyalis PDIP. Mereka rela tumpah ruah merayakan hari lahir Pancasila di Blitar, Senin 1 Juni 2015. Sang Proklamator itu menjadi ikon kebanggaan warga Blitar.

"Bung Karno itu lekat di hati kita. Negeri ini tidak akan jadi kalau saat itu beliau tidak punya jiwa patriotisme dan nasionalisme. Saya bangga Bapak Proklamator lahir di kota ini (Blitar)," ujar salah seorang loyalis PDIP Sumitro.

Peringatan Pancasila digelar berbeda-beda tempat pada setiap tahun. Pada 2013, peringatan berlangsung di Ende, NTT. Di lokasi ini Bung Karno mendapatkan ilham mengenai butir-butir mutiara kebangsaan yang menjadi pokok pikiran Pancasila.

Selanjutnya pada 2014, perayaan Pancasila digelar di Bengkulu. Di tempat ini, Sukarno pernah menjalani hukuman pengasingan selama 4 tahun sebagai tahanan politik.

Dan pada 2015, peringatan dihelat di kota kelahiran Sukarno, Blitar. Hadir dalam peringatan itu Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana Widodo, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, dan mantan Wakil Presiden Boediono.

Selain itu, beberapa menteri dan tokoh juga duduk di bangku ruang VVIP. Mereka adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menko PMK Puan Maharani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna Laoly dan Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Terapkan Nilai

Perayaan Pancasila diharapkan tak hanya menjadi ritual tahunan. Bangsa Indonesia, terutama para pemegang kekuasaan harus menerapkan nilai-nilai agung yang terkandung dalam tiap silanya.

"‎Nilai Pancasila tentu untuk mempersatukan bangsa kita. Jadi kita tidak hanya menghafal Pancasila saja, tapi yang paling pokok adalah pelaksanaannya," ujar Wapres JK di Pelabuhan Kalibaru, Jakarta, Senin 1 Juni 2015.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Dia meminta masyarakat untuk memahami dan menerapkan sendi-sendi kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila. Terlebih di tengah arus globalisasi.

"Pancasila telah menjadi identitas kita. Pancasila jangan cuma diucapkan, tapi juga harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,"‎ kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/6/2015).

Pancasila merupakan temuan negara Indonesia yang luar biasa. Ini lantaran Pancasila tidak hanya berdiri sebagai simbol negara, tapi juga pedoman dan harapan rakyat Indonesia.

"Dasar negara ini satu penemuan brilian. Tidak hanya jadi simbol, tapi juga pedoman menuju cita-cita bangsa. Yaitu mencapai kebahagiaan, perdamaian, dan kemerdekaan," ujar Fadli.

Wakil Ketua DPR lainnya, Agus Hermanto, berharap Indonesia bisa mewujudkan keadilan dan kemakmuran demi cita-cita luhur para pendiri bangsa di hari lahir Pancasila ini.

"Harapan kita ke depan, kita jauh lebih meningkat lagi dalam menuju kemakmuran," harap Agus.

Selain itu, politisi Partai Demokrat tersebut meminta masyarakat untuk mengamalkan lima dasar Pancasila. "Ini merupakan momentum kita bangsa Indonesia punya lima dasar yang dijadikan sebagai dasar Republik Indonesia," tandas Agus.

Wujudkan Sila Kelima

Hadir di Blitar, Presiden Jokowi tak hanya merayakan Hari Lahir Pancasila. Ia bersama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa juga blusukan ke Jalan Kalasan Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan, Blitar. Di tempat ini, 'kartu sakti' dibagikan.

Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dibagikan untuk 299 Kepala Keluarga yang dikategorikan miskin dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 411 pelajar dari keluarga miskin.

Sedangkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) akan dinikmati oleh 1.367 warga miskin, dan juga 3 Kartu Disabilitas diberikan kepada penduduk setempat yang memiliki kebutuhan khusus namun tidak mendapatkan perawatan karena faktor biaya.

Mereka yang mendapatkan kartu sakti tersebut akan menerima dana tunai dari pemerintah. Pemegang kartu disabilitas berhak mendapatkan bantuan tunai senilai Rp 300 ribu per bulan.

Sedangkan jumlah dana KIP yang akan diterima siswa berbeda. Tingkat siswa SD akan menerima dana Rp 450 ribu per bulan, siswa SMP akan mendapatkan Rp 750 ribu per bulan, dan Rp 1 juta per bulan untuk siswa SMA/SMK.

"Cekap boten (cukup tidak)? Yo cekap nggo Blitar (Ya cukup untuk Blitar)," canda Jokowi saat akan menyerahkan kartu sakti kepada warga, Senin (1/6/2015).

"Cekap (cukup). Luweh (kelebihan) malah Pak Presiden," jawab warga.

Mengawali acara penyerahan kartu sakti, Menteri Khofifah melaporkan kepada Jokowi bahwa di Kecamatan Sananwetan ada 2 kelurahan yang akan mendapatkan KKS, KIP, KIS, dan Kartu Disabilitas.

Khofifah menjelaskan kepada warga, KKS memiliki banyak manfaat bagi pemegangnya. Bagi petani yang memiliki lahan 0,3 hektare, kartu ini dapat digunakan membeli pupuk bersubsidi. Sedangkan bagi nelayan, KKS bisa digunakan membeli solar bersubsidi.

"Kartu ini juga bisa dipakai warga miskin yang rumahnya belum bersertifikat. Panjenengan (Anda) bisa ke BPN (Badan Pertanahan Nasional) dan mendapatkan sertifikat gratis. Dan jika Panjenengan masak pakai gas elpiji 3 kilogram, Panjenengan mendapat prioritas membeli dalam operasi tertutupnya Pertamina," jelas Khofifah.

Khofifah berharap, pendistribusian kartu-kartu yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila ini dapat membawa kesejahteraan bagi pemegangnya.

"Semoga dapat mewujudkan pancasila, sila kelima yaitu keadilan sosial dapat membawa kesejahteraan bagi warga Blitar dan seluruh rakyat Indonesia," tukas Khofifah. (Ali/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini