Sukses

Pesan Panglima TNI untuk Warga Papua Jadi Terpopuler

Dua prajurit TNI yang bertugas di wilayah Provinsi Papua dikabarkan disandera kelompok bersenjata di Kabupaten Paniai.

Liputan6.com, Jakarta Dua prajurit TNI yang bertugas di wilayah Provinsi Papua dikabarkan disandera kelompok bersenjata di Kabupaten Paniai. Namun demikian, kabar penyanderaan itu dibantah oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.

Menurut sang jenderal, dua anggota TNI itu memang sempat bertemu kelompok bersenjata namun berhasil menyelamatkan diri. Moeldoko pun berpesan kepada warga Papua terkait kondisi di sana. Pesan ini menjadi kabar terpopuler sepanjang Rabu 27 Mei 2015.

Selain itu ada berita terpopuler lainnya. Yaitu terkait ongkos naik haji 2015 mengalami penurunan. Berikut 5 berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Kamis (28/5/2015):

1. Pesan Panglima TNI untuk Warga Papua: Jangan Musuhi Kami

Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta pasukannya yang berada di Papua tetap waspada. Dia pun berharap agar warga Papua untuk tidak memusuhi anggota TNI yang bertugas di sana. Moeldoko meyakinkan, kehadiran TNI di Papua untuk membantu masyarakat.

"Intinya sama seperti di Aceh. Kami mengimbau temen-teman yang di sana, kami bersahabat dan di sana sungguh ingin membantu masyarakat, memberi bantuan. Jangan kami dimusuhi. Kalau terus-terusan melakukan kekerasan, ya kita prihatin," ucap dia.

Meski demikian, Moeldoko mengaku belum akan menambah pasukan di Papua. Menurutnya hal itu akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Jokowi.

"‎Kalau itu belum. Kita tunggu saja nanti kajian dari Bapak Presiden," pungkas Moeldoko.

Selengkapnya.

2. Walubi: Myanmar Kini Seperti Indonesia Dulu

Konflik agama di Myanmar berujung pada derasnya arus pengungsi Rohingya ke beberapa negara di Asia Tenggara. Kini, permasalahan ini menjadi sorotan dunia. Masalah undang-undang kewarganegaraan dinilai menjadi penyebab utama.

Ketua Bidang Kerukunan Agama Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Suhadi Sanjaya, menilai kondisi Myanmar saat ini sebenarnya pernah dialami Indonesia. Puncak konflik etnis di Tanah Air terjadi pada 1998.

"Ini seperti etnis Tionghoa di Indonesia beberapa puluh tahun lalu. Diskriminasi sangat kental. Mulai PP 10, PP 65, tahun 1998 puncaknya," kata Suhadi saat pertemuan dengan Rhoma Irama di kantor Walubi, Jakarta Pusat.

Selengkapnya.

3. Jokowi: Ongkos Naik Haji 2015 Turun

Presiden Jokowi mengumumkan, Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) turun. Penurunan biaya haji ini dapat terbilang cukup drastis, yaitu dari US$ 3.219 menjadi US$ 2.717. Berdasarkan selisih harga tersebut, maka ada penurunan ongkos haji tahun ini US$ 502 atau sekitar Rp 6,5 juta.

"‎Penurunannya yaitu sebesar US$ 502 dari US$ 3.219 menjadi US$ 2.717. Alhamdulillah, penurunan biaya penyelenggaraan ibadah haji ini berkat usaha penghematan yang berhasil dilakukan," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Rabu (27/5/2015).

Penurunan ongkos haji tersebut, menurut Jokowi, telah ia tandatangani dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 64 Tahun 2015 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 2015.

Selengkapnya.

4. JK: Kasih Tahu Haji Lulung, Daripada Beli UPS Mending Beli Sekop

Wapres JK menyinggung soal kisruh antara ‎Ahok dan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana atau Haji Lulung terkait masalah pengadaan uninterruptible power supply (UPS).

Ia menegaskan, daripada dana ratusan miliar dihamburkan untuk UPS lebih baik membeli sekop untuk membersihkan selokan. Niscaya tingkat kesehatan masyarakat akan meningkat.

"Daripada untuk UPS, mending beli sekop. UPS sekitar Rp 300 miliar, kalau buat beli sekop Rp 300 miliar itu bisa beli 10 juta sekop. Bisa aman, tidak ada malaria, DBD, kasih tahu Haji Lulung itu. Kasih tahu saja," tutur JK.

Selengkapnya.

5. Rhoma Irama: Suara 'Sangkakala' Itu Masalah Gaib

 Peristiwa aneh berupa suara keras menyerupai sangkakala atau terompet dari langit menyedot perhatian. Peristiwa ini sudah terjadi di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat.

Raja Dangdut Rhoma Irama pun angkat bicara soal fenomena langka itu. Dari kacamata ajaran Islam, pria yang juga dikenal pendakwah ini melihat peristiwa itu sebagai hal yang gaib.

"Kalau sangkakala itu masalah ghoibiyah," kata Rhoma usai bertemu dengan komunitas Budha dari Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) di Jakarta Pusat, Rabu (27/5/2015).

Untuk urusan gaib seperti itu, Rhoma pun tidak bisa berkomentar banyak. Dia hanya menyampaikan satu ayat yang dapat menjelaskan tentang sesuatu yang gaib.

Selengkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.