Sukses

Komnas HAM-Kontras Awasi Polisi Usut Pembunuhan Aktivis Jopi

Aktivis Kontras Putri Kanesia mengatakan, sosok Jopi selalu mengkritik tajam dalam memperjuangkan HAM dan antikorupsi.

Liputan6.com, Jakarta - Pembunuhan terhadap mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) Jopi Perangin-angin, membuat rekan aktivisnya bertanya-tanya, apakah sahabat mereka sengaja atau tidak sengaja direnggut nyawanya.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Sandra Moniaga mengatakan, motif pembunuhan Jopi harus diungkap. Guna mengungkap, apakah ada keterkaitan dengan kegiatan Jopi sehari-hari--yang menyerukan anti-korupsi dan ketidakadilan di perkebunan kelapa sawit.

"Harus ada pengungkapan motif pembunuhan. Kita tahu Polres Jakarta Selatan sedang bekerja keras menemukan pelaku. Saya harap ada satu pengungkapan, ada kaitannya (dengan pekerjaan Jopi sebagai aktivis) atau tidak," kata Sandra yang melayat almarhum di Rumah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan, Sabtu 23 Mei malam.

Sandra mengatakan, hal yang paling penting untuk dicatat adalah tidak ada lagi tempat aman di negara ini. Karena itu, dia meminta kepada para pihak berwenang, agar mengevaluasi sistem keamanan di pusat keramaian, seperti hiburan malam.

"Yang paling utama bagi saya adalah ketika tidak ada lagi tempat yang aman, bahkan kafe yang seharusnya menjadi tempat untuk melepas penat. Negara belum bisa melindungi warganya. Harus ada evaluasi besar, bagaimana senjata tajam begitu mudah dibawa orang. Apalagi jenis senjata tajamnya bayonet," pungkas Sandra.

Menurut Sandra, dirinya akan membicarakan kasus pembunuhan ini dengan komisioner-komisioner Komnas HAM, guna mengawal proses hukum yang telah berjalan di kepolisian. "Saya akan bicarakan (pengawalan kasus pembunuhan Jopi) dengan komisioner," kata dia.

Senada dengan Sandra, Kepala Divisi Advokasi Hak Sipil dan Politik Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras), Putri Kanesia, mengatakan pihaknya akan akan melihat sejauh mana keseriusan polisi mengusut pelaku pembunuhan Jopi.

Menurut Putri, sosok Jopi selalu melayangkan kritikan tajam dalam memperjuangkan HAM, ketidakadilan, dan antikorupsi.

"Bagaimana pun Jopi membela HAM dan aktif membela masyarakat di sekitar lingkungan perkebunan sawit. Terlepas ini kasus kriminal murni atau ada keterkaitan," ujar Putri di lokasi persemayaman.

Jopi meninggal Sabtu 23 Mei pagi sekitar pukul 06.00 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, diduga karena luka tusuk di punggung kanannya yang tembus ke paru-paru.

Guna kepentingan penyelidikan pembunuhan ini, polisi pun mengotopsi jasad Jopi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada sore harinya. Usai diotopsi dan dimandikan, jenazah disemayamkan di Rumah AMAN lalu diterbangkan ke kampung halamannya di Kisaran, Sumatera Utara, untuk dikebumikan hari ini. (Rmn/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.