Sukses

ISIS Eksekusi Mati 17 Warga Kota Tua Palmyra

Liputan6.com, Palmyra - Pasca-merebut kota tua Palmyra di Suriah kelompok ISIS kembali menebar teror serta kekejamannya. Mereka dilaporkan mengeksekusi 17 orang, termasuk warga sipil.

Diduga kuat hal kejam ini dilancarkan milisi ISIS, karena sebagian dari korban merupakan pejabat dari Otoritas yang tengah berkuasa di Suriah saat ini.

"ISIS telah telah mengeksekusi 17 orang termasuk warga sipil dan pejuang, 4 di antaranya dieksekusi dengan cara dipenggal," kata Direktur Observasi HAM Suriah, Rami Abdel Rahman seperti dikutip dari ABC, Jumat (22/5/2015).

Selain mengeksekusi, ISIS, kata Rami, turut menginstruksikan agar warga Palmyra tidak keluar dari rumahnya. Perintah itu dikeluarkan oleh kelompok yang sedang melakukan razia, mencari siapa saja loyalis pemerintah Suriah yang masih tersisa di kota itu.

Akibat sweeping dari ISIS, warga Kota Palmyra dilanda ketakutan besar. Mereka berusaha kuat untuk kabur dari kota itu karena takut dieksekusi kelompok teror tersebut.

Palmyra jatuh ke dalam pertempuran sengit sejak 13-Mei-2015. Setidaknya 460 orang tewas akibat peperangan di kota tua ini.

Setelah merebut Palmyra dan kota tetangganya Tadmur, ISIS telah menguasai, 50 persen wilayah Suriah.

Kota Palmyra merupakan kota penting dalam sejarah Timur Tengah. Sejak awal abad pertama hingga ketiga Masehi, kota ini berkembang di bawah pemerintahan Romawi, sampai kemudian membentuk kekaisaran sendiri yang terbentang dari Turki hingga Mesir.

Palmyra dianggap menjadi pencapaian penting dalam peradaban kuno Timur Tengah, karena dibangun berbeda dengan gaya kota kekaisaran Romawi lainnya.

Seperti Venesia, kota ini menjadi pangkalan bagi jaringan perdagangan. Hanya saja, laut di Palmyra adalah padang pasir, dan kapal di sana adalah unta.

Hanya sebagian kecil dari situs kota ini yang telah digali. Sebagian besar peninggalan arkeologi masih terbenam di bawah tanah, dan terlalu rapuh untuk digali.

Jika kota ini dihancurkan oleh ISIS, sebuah bab penting mengenai sejarah Timur Tengah akan hilang oleh konflik yang tragis ini. (Ger/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.