Sukses

Kriteria Wanita Indonesia yang Disukai Bandar Narkoba Nigeria

Selain melihat latar ekonomi dan psikologi, bandar Nigeria juga lebih menyukai wanita bertubuh berisi dan berstatus janda.

Liputan6.com, Jakarta - Bukan rahasia lagi bahwa bandar narkoba asal Nigeria sering memanfaatkan wanita-wanita Indonesia untuk menjadi kurir mereka. Banyaknya wanita Indonesia yang diperdaya dalam bisnis haram ini membuat Kepala Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol Slamet Pribadi prihatin.  

Dia mengungkapkan, aparat sudah berkali-kali menangkap wanita Indonesia yang terlibat peredaran narkoba.

Para perempuan Indonesia umumnya terjerat bisnis narkoba yang dijalankan bandar Nigeria setelah dipacari atau bahkan dinikahi. Mereka biasanya berlatar belakang ekonomi dan psikologi yang tidak stabil, sehingga mudah dirayu dan akhirnya rela jadi kaki tangan bandar narkoba.

"Bandar narkoba asal Nigeria selalu memanfaatkan perempuan Indonesia dengan kondisi psikologis dan ekonomi yang 'ngambang untuk dipacari, dinikahi lalu dibujuk untuk membawa narkoba," jelas Slamet di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (19/5/2015).

Selain melihat latar ekonomi dan psikologi, bandar Nigeria ungkap Slamet, juga lebih menyukai wanita bertubuh berisi dan berstatus janda.

Seorang wanita yang menjadi tersangka karena membawa 12.290 gram sabu di dalam mesin DVD player, AN (34), mengaku telah menjalin hubungan asmara selama dua bulan dengan bandar sabu asal Nigeria bernama Johnson.

Perempuan berstatus janda ini mengungkapkan, mengenal Johnson di sebuah bar di Jalan Jaksa, Jakarta Pusat. Ia rela menjadi kurir sabu karena terpengaruh bujuk rayu pria berkulit hitam tersebut. "Saya dibujuk untuk membantu dia," terang AN.

Dia mengimbau perempuan-perempuan lain agar tidak mengalami nasib serupa dengannya, terjerumus lembah hitam narkotika yang akhirnya membuat dia meringkuk di sel penjara yang dingin.

"Untuk wanita Indonesia, jangan mau diperalat orang Nigeria. Jangan mau diajak kenalan," geram AN. (Sun/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.