Sukses

Kader Golkar Dilarang Jadi ISIS... Ikut Sana Ikut Sini

Idrus menuding ada sekelompok orang yang ingin menggembosi Partai Golkar.

Liputan6.com, Serang - Partai Golkar versi Musyawarah Nasional (Munas) Bali meminta kadernya konsisten. Jangan ikut dua kubu sekaligus, yaitu Kubu Munas Bali dengan Ketua Umum Aburizal Bakrie dan kubu Munas Ancol, Jakarta yang diketuai Agung Laksono untuk tujuan menguntungkan diri sendiri.

"Jangan ikut ISIS (ikut sana ikut sini) atau USUS (untung sana untung sini). Skenario pembuat keguncangan di Golkar juga harus diusut," kata Sekretaris Jenderal Partai Golkar Munas Bali Idrus Marham, dalam acara konsolidasi DPD I Golkar Banten di Kota Serang yang digelar pada Jumat 15 Mei 2015.

Idrus menuding ada sekelompok orang yang ingin menggembosi partai berlambang pohon beringin tersebut. Menurut dia, jika orang hanya berpikir kemenangan, maka orang-orang itu akan menabrak aturan dan prinsip-prinsip yang ada. Mereka hanya berpikir jabatan saja.

"Jika golongan lain bertindak berdasarkan ideologi dan cita-cita, maka tidak akan menghalalkan segala cara," ujar dia.

Idrus pun mengecam tindakan Golkar Kubu Ancol yang melakukan perombakan struktur kepengurusan Partai Golkar di tingkat daerah. Kubu Ancol yang merombak struktur kepengurusan dari Ketua DPD hingga jajaran di bawahnya telah menyalahi aturan.

Karena menurut dia, kader Golkar tingkat daerah tidak memiliki dosa dan salah apa-apa. Karena yang berkonflik berada di tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

"Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di daerah ini tidak bermasalah. Mereka sudah mempersiapkan pelaksanaan pilkada. Nah yang bermasalahnya, kubu Ancol secara tiba-tiba menunjuk Pelaksana Tugas (Plt). Nah, Plt inilah yang menjadi masalah," tegas Idrus.

Ketua DPD I Partai Golkar Banten Ratu Tatu Chasanah yang merupakan adik dari Ratu Atut Chosiyah didepak dari jabatannya. Dia dipecat Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol yaitu Agung Laksono dan digantikan Tb Ace Hasan Syadzily, mantan anggota DPR dari dapil Kabupaten Pandeglang - Kabupaten Lebak. (Mvi/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.